Terus Menurun, Reproduksi COVID-19 di Jabar Kini di Angka 0,68

Selasa, 02 Juni 2020 - 18:27 WIB
loading...
Terus Menurun, Reproduksi COVID-19 di Jabar Kini di Angka 0,68
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Daud Achmad. Foto/dok.humas pemprov jabar
A A A
BANDUNG -
Kabar menggembirakan bagi warga Jawa Barat. Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 menyatakan bahwa angka reproduksi aktif (Rt) COVID-19 di Provinsi Jawa Barat terus menurun.

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa laju penularan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19 terus melambat di provinsi berpenduduk sekitar 50 juta jiwa ini. Fakta ini juga berpotensi menambah jumlah daerah berstatus zona biru di Jabar.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Daud Achmad mengungkapkan, Rt COVID-19 di Jabar per Selasa (2/6/2020) sudah berada di angka 0,68 setelah awalnya berada di angka 4 pada April lalu dan terus menurun hingga 0,97 pada pekan lalu.

"Saat awal April sampai awal Maret, indeks reproduksi itu masih di angka 3-4. Sempat jadi 0,97 minggu lalu. Per hari ini, kita sudah di angka 0,68. Mudah-mudahan terus menurun angka ini sampai nol," ungkap Daud di Bandung, Selasa (2/6/2020).

(Baca: 23 Mal di Kota Bandung Siap Terapkan New Normal)

Menurut Daud, ada tiga indikator dalam mengukur indeks Rt COVID-19, yakni jumlah kasus positif aktif, jumlah kesembuhan, dan jumlah kematian berdasarkan waktu harian.

Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut Daud, jika Rt di sebuah daerah kurang dari 1 selama 14 hari, maka daerah yang bersangkutan dapat memberlakukan adaptasi kebiasaan baru atau new normal.

"Bahkan, penurunan angka Rt ini pun dapat menambah jumlah daerah di Jabar yang berstatus zona biru atau bahkan menjadi hijau," katanya.

(Baca: 54 Desa dan Kelurahan di Jabar Kritis COVID-19, Mana Saja?)

Daud juga menerangkan, Rt COVID-19 di Jabar dihitung dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan COVID-19 Indonesia) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1165 seconds (0.1#10.140)