Sejarah Kelam Tercipta, 10.859 Warga Amerika Serikat Terbunuh COVID-19

Selasa, 07 April 2020 - 09:30 WIB
Sejarah Kelam Tercipta, 10.859 Warga Amerika Serikat Terbunuh COVID-19
Petugas kesehatan mendorong jasad korban COVID-19 ke kamar mayat darurat di luar Wyckoff Heights Medical di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, 6 April 2020. Foto/REUTERS/Brendan Mcdermid
A A A
NEW YORK - Pandemi virus Corona atau COVID-19 telah menorehkan sejarah kelam di Amerika Serikat (AS). Angka kematian di negeri Paman Sam akibat virus Corona sudah mencapai 10.859 orang pada Selasa (7/4/2020) pagi WIB.

Data worldometers pada pukul 07.15 WIB pagi ini menunjukkan di Amerika ada 366.112 kasus infeksi COVID-19 dengan 10.859 kematian. Sejauh ini sudah 19.573 pasien berhasil disembuhkan.

Angka-angka itu menjadikan Amerika Serikat sebagai negara dengan jumlah kasus infeksi Corona terparah di dunia. Selain angka kematian yang terus meningkat, pandemi penyakit ini kemungkinan akan menghancurkan ekonomi negara adidaya itu.

Pihak berwenang pada pekan ini sudah memberi tahu masyarakat Amerika yang sudah ketakutan untuk bersiap menghadapi salah satu periode terburuk dalam krisis karena wabah corona belum mencapai puncaknya.

Beda tipis dengan data worldometers, Johns Hopkins University yang berbasis di Baltimore mencatat ada 356.942 kasus di AS yang telah dikonfirmasi, dengan 10.524 kematian.(Baca juga; Kapal Induk Nuklir AS Diserbu Corona, 3.000 Pelaut Dievakuasi ke Guam )

Menurut universitas itu, kematian di Italia sudah mencapai 16.523 jiwa dan Spanyol 13.055 jiwa. Angka itu menjadikan keduanya sebagai negara dengan kematian terbanyak di dunia akibat pandemi COVID-19.

New York masih jadi episentrum atau pusat wabah corona di Amerika. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan bahwa angka kematian telah "merata" selama dua hari.(Baca juga; Corona Infeksi Setengah Juta Warga Dunia, Amerika Serikat Terparah )

Tetapi gubernur memerintahkan sekolah-sekolah dan bisnis-bisnis yang tidak penting untuk tetap tutup selama tiga minggu berikutnya."Sekarang bukan waktunya untuk tenang," katanya, seperti dikutip Channel News Asia.

Dia menunjuk tanda-tanda tentatif bahwa wabah COVID-19 mulai meningkat. Penghitungan keseluruhan kasus yang dikonfirmasi di New York tumbuh sebesar 7% dari hari sebelumnya menjadi 130.680.

Tetapi, kata Cuomo, jumlah pasien yang menggunakan mesin ventilator untuk membuat mereka tetap bernapas telah menurun. Menurut dia itu menjadi tanda-tanda bahwa krisis mungkin mulai mereda. Cuomo mengatakan kematian terkait virus corona di seluruh negara bagian mencapai 4.758 jiwa pada hari Senin, meningkat 599 dari hari Minggu.

"Meskipun tidak satu pun dari ini adalah berita baik, kemungkinan perataan kurva lebih baik daripada kenaikan yang telah kita lihat," kata Cuomo pada briefing harian, merujuk pada bentuk kurva ketika angka kasus, kematian dan data lainnya diplot pada sebuah grafik.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9874 seconds (0.1#10.140)