Pembangunan Infrastruktur Trem di Kota Bogor Butuh Biaya Rp1,5 Triliun

Rabu, 26 Februari 2020 - 12:31 WIB
Pembangunan Infrastruktur Trem di Kota Bogor Butuh Biaya Rp1,5 Triliun
https:/jabar.sindonews.com/search?type=artikel&ci_csrf_token=&q=pemkot+bogorPemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih mengkaji sejumlah infrastruktur atau sarana prasarana penunjang yang diperlukan untuk penyelenggaraan transportasi massal berbasis rel atau t
A A A
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih mengkaji sejumlah infrastruktur atau sarana prasarana penunjang yang diperlukan untuk penyelenggaraan transportasi massal berbasis rel di pusat kota. Untuk pembangunan infrastruktur trem membutuhkan biaya cukup besar sekitar Rp1,5 triliun.

"PT Colas Rail, konsultan pengkaji penyelenggaran trem di Kota Bogor menyampaikan sejumlah catatan, diantaranya terkait kebutuhan anggaran Rp1,5 triliun," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Rabu (26/2/2020).

Menurut Dedie, anggaran sebesar itu untuk pembangunan depo trem dan jalan serta jembatan yang memadai agar layak digunakan trem. "Nah, masalah utamanya, di Kota Bogor tak punya aset atau lahan yang cukup untuk memiliki depo yang luasnya 5-10 hektare," ujarnya. (Baca juga; Pemkot Bogor dan PT INKA Makin Serius Bahas Pembangunan Trem )

Terkait jembatan, kata dia, pihaknya harus melakukan pelebaran agar bisa dilalui trem. Belum lagi, konstruksi jembatan harus diperkuat agar mampu menahan beban trem. "Kalau tidak diperlebar harus menyesuaikan dengan spesifikasi trem. Sehingga bisa dilalui trem dari segi bobot dan lebarnya," katanya.

Kendala lain, lanjut dia, mengenai unit trem yang akan digunakan. Pemkot Bogor hingga saat ini belum dapat memutuskan unit trem yang akan diambil. Apakah dari hibah pemerintah Utrecht, Belanda atau trem baru buatan PT Industri Kereta Api (Persero). (Baca juga; Belanda Siap Hibahkan Trem, Pemkot Bogor Diberi Waktu Hingga Juni 2020 )

"Menerima hibah trem dari Belanda harus mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab Kemenhub selaku pihak yang berwenang sebagai lembaga penanggungjawab atau executing agency," ungkapnya.

Namun, Colas lebih menyarankan untuk mendatangkan unit trem baru, sehingga pemakaian moda transportasi berbasis rel itu lebih efisien dan bertahan lama. Sebab, trem hibah masa pakainya sekitar 10-15 tahun lagi.

"Sedangkan trem baru bisa 30-40 tahun, itu saran Colas. Kalau dari Utrecht, nanti kita perlu pengadaan lagi dan ditambah maintenance yang lebih mahal," jelasnya.

Seperti diketahui, Pemkot Bogor telah menunjuk PT Colas Rail untuk melakukan kajian dan studi kelayakan trem di Kota Bogor. Kajian tersebut ditargetkan tuntas dilakukan pada Juni 2020.

Country Director Colas Group Indonesia Christophe Chassagnette menjelaskan telah menyampaikan kajian mengenai pembiayaan moda transportasi trem ke Pemkot Bogor. "Setidaknya, alternatif terbaik yaitu mendatangkan trem baru dengan taksiran biaya mencapai Rp 1,5 triliun. Ini estimasi berdasarkan hasil kajian kita sementara," kata Christophe.

Tak hanya itu, kata dia, masih banyak yang perlu dikaji dalam beberapa bulan ke depan. Di antaranya lintasan trem (tramway), lokasi depo trem, halte trem, mengintegrasikan dengan transportasi yang ada sekaligus infrastruktur pendukung. "Tapi pada kajian ini masih banyak yang harus kita kerjakan. Kita akan kaji untuk memberikan hasil yang lebih akurat," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1563 seconds (0.1#10.140)