Pekarangan Rumah Warga di Dago Diduga Bekas Bunker Bahan Peledak

Selasa, 05 Maret 2019 - 23:48 WIB
Pekarangan Rumah Warga di Dago Diduga Bekas Bunker Bahan Peledak
Sebanyak 87 mortir ditemukan dari dalam tanah pekarangan rumah warga di Dago. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Penemuan 87 mortir sisa Perang Dunia II di Jalan Ir H Djuanda (Dago), Gang Cinta Wangi, Kelurhaan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa (5/3/2019), memicu beragam spekulasi.

Selain klaim bahwa temuan bahan peledak tersebut yang terbanyak di Indonesia, muncul analisa bahwa pekarangan rumah milik Kevin Pratama (27) yang dibangun pada 1940 itu, dulunya merupakan bunker penyimpanan bahan peledak tentara Belanda.

Dandim 0618/Berdiri Sendiri (BS) Kota Bandung Letkol Inf M Herry Subagyo mengatakan, perlu perlengkapan khusus untuk bisa mendeteksi kemungkinan masih banyak bahan peledak di bawah tanah di pekarangan rumah itu.

Herry menduga, bahan peledak sisa Perang Dunia II tersebut menyebar. Sebab, tak menutup kemungkinan di bawah tanah terdapat bunker penyimpanan bahan peledak.

"Namun perlu kita yakinkan. Kalau memang itu peletaknnya cukup luas, kami akan berkoordinasi dengan pihak Polri dan masyarakt untuk kita sisir sekalian. Nanti kami komunikasikan. Kami belum tahu pasti, posisinya. Dulu itu, orang yang menyimpan (bahan peledak) apakah sampai bangunan lain," kata Herry di lokasi penemuan.

Dia mengemukakan, berdasarkan pengakuan pemilik rumah, Kevin Pratama, dulu orang tuanya adalah tentara pejuang revolusi. Terakhir, orang tua Kevin berpangkat kopral dan bertugas di bagian kurir logistik.

"Setelah pensiun, (orang tua Kevin) berprofesi di bidang tektil. Bangunan ini (dibangun) pada 1938. Kemudian ditempati dengan dibeli pada 50 (1950), over PB dari belanda. Sejauh ini tidak ada informasi sejarah penyimpanan (bahan peledak) di situ. Kami menduga saja," ujar dia.

Pencarian besok, Rabu (6/3/2019), ujar Herry, menggunakan metal detector dan secara manual. Upaya itu tidak bisa menggunakan mesin karena khawatir justru memicu mortir meledak. "Malam ini tim gabungan pengaman dari TNI dan Polri mengamankan rumah ini," tutur Dandim.

Masyarakat, ungkap Herry, diimbau untuk segera melapor jika menemukan benda mencurigakan seperti bahan peladak, baik granat, mortir, maupun bom. Langkah pertama jang dilakukan tindakan secara mandiri, amankan. "Nanti kami lakukan tindakan lebih lanjut. Itu (bahan peledak) perlu perlakuan khusus," ungkap Dandim.

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, terima kasih aparat Polri dan TNI cepat tanggap. "Mudah-mudahan penemuan bahan peledak ini yang terakhir. Itu tadi kelihatannya seperti bunker, karena kan ada lapisan dan tersusun rapi. Jadi memang (mortir) sengaja di simpan," kata Yana.

Yana menyatakan, Kota Bandung menjadi salah satu kota penting bagi pemerintahan kolonial Belanda. Di kota ini juga terjadi peperangan sengit antara pejuang dan penjajah Belanda serta Jepang. Sehingga tak menutup kemungkinan banyak bahan peledak yang tertimbun tanah.

Namun, ujar Yana, tidak mungkin membongkar semua kawasan di Kota Bandung. "Tapi ini (temuan mortir) jadi warminglah. Maksudnya, kita tinggal di daerah bekas Belanda. Pernah ada perang juga di sini. Jadi, masyarakat diminta waspada. Kalau melakukan pembangunan hati-hati aja," ujar Yana.

Diketahui,total mortir yang berhasil diangkat dari pekarangan rumah warga di Jalan Ir H Djuanda, Gang Cinta Wangi, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, sebanyak 87 buah.

Bahan peledak berbahaya yang diduga tertimbun sejak zaman penjajahan Belanda itu, digali selama enam jam dari pukul 14.00 hingga 20.00 WIB oleh tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Gegana Brimob Polda Jabar dan Jihandak Zipur Kostrad. (Baca juga: 87 Mortir Diangkat dari Pekarangan Rumah Warga di Dago )
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1791 seconds (0.1#10.140)