Tangani ODGJ, Pemprov Jabar Siapkan Pusat Rehabilitasi

Sabtu, 16 Februari 2019 - 20:00 WIB
Tangani ODGJ, Pemprov Jabar Siapkan Pusat Rehabilitasi
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dipasung. Foto/Dok SINDO
A A A
BANDUNG - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) sekaligus Plt Kepala Dinkes Jabar Dodo Suhendar mengakui, masih banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Jabar yang ditelantarkan oleh keluarganya menyusul masih adanya stigma buruk di masyarakat terhadap keluarga penyandang ODGJ.

"Kalau sudah sakit lalu dipasung bertahun-tahun ya makin parah lah," ujar Dodo, Sabtu (16/2/2019).

Menurut dia, penanganan ODGJ harus ditempuh secara sinergitas bersama stakeholder dan dinas terkait, tak terkecuali Dinkes dan Dinsos Jabar. Oleh karenanya, pihaknya berencana membentuk tim penanggulangan kesehatan jiwa yang akan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Karena yang dibutuhkan adalah bagaimana memberikan pengertian ke masyarakat. Misalnya keluarganya masih bertanya-tanya untuk mengetahui termasuk gangguan jiwa atau tidak, lalu masih bingung harus ke mana konsultasi," kata Dodo.

Selain itu, pada beberapa kasus kerap kali penderita ODGJ dihubungkan dengan hal mistis, sehingga sang pasien malah dilarikan ke 'orang pintar' disandingkan ke tenaga medis. Hal ini pun menjadi tantangan pihaknya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.

"Ini butuh suatu kebersamaan dan SOP (standard operating procedure/prosedur operasi standar). Jadi tugas kita menjadi semacam penanganan awal. Kalau telantar, tidak ada keluarganya, nanti kita masukkan ke panti rehabilitasi," katanya.

Tentunya, kerja sama dengan sejumlah rumah sakit jiwa pun akan semakin ditingkatkan sesuai dengan visi misi Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang menekankan sinergitas dalam menjadikan Jabar Juara di segala sektor, salah satu yang ditempuh, yaitu pembangunan shelter penampungan untuk ODGJ.

"Ke depan ada pusat rehabilitasi untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan penanganan ODGJ. Sekarang masih ada ODGJ yang disembunyikan oleh keluarganya dan ternyata mereka kabur ke jalan," katanya. (Baca Juga: 16.714 Warga Jabar Derita Gangguan Jiwa Berat, Ada yang Dipasung
Pihaknya berharap, tak ada lagi penderita ODGJ yang berkeliaran di jalan-jalan umum. Menurutnya, ODGJ yang berkeliaran di Jabar merupakan warga dari provinsi lain ataupun sebaliknya. Karena itu, pihaknya pun menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah lainnya.

"Semua tinggal bagaimana prosedurnya, mungkin nanti akan ada tim, apakah lembaga masyarakat atau dengan Satpol PP dan kepolisian. Insya Allah di kita (Dinsos Jabar) ditangani dulu," pungkas Dodo.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 16.714 warga Jawa Barat tercatat mengalami gangguan kejiwaan berat. Diprediksi, jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di provinsi berpenduduk lebih dari 45 juta jiwa ini jauh lebih banyak dari yang terdeteksi Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar tersebut.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.7719 seconds (0.1#10.140)