Ibu-Ibu Muslimat NU Sangat Militan Perangi Hoaks

Selasa, 29 Januari 2019 - 13:21 WIB
Ibu-Ibu Muslimat NU Sangat Militan Perangi Hoaks
Yenny Wahid menyebut ibu-ibu Muslimat NU sangat militan ikut memerangi hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, memastikan ibu-ibu Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) sangat militan ikut memerangi kabar bohong ( hoaks ), fitnah, dan ujaran kebencian.

"Ibu-ibu Muslimat itu sangat militan. Mereka bisa bergerak ke mana-mana. Bisa menembus berbagai lapisan masyarakat. Majelis Taklim mereka dalam seminggu bisa beberapa kali melakukan kegiatan. Jangkauan mereka sampai ke desa-desa," papar Yenny Wahid dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Selasa (29/1/2019).

Yenny mengaku sedih melihat hoaks dan ujaran kebencian marak beredar di media sosial (medsos) jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 . Menurutnya, fenomena seperti itu tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dunia.

"Kalau di negara lain, misalnya kebencian terhadap imigran. Kalau di AS kebencian terhadap ras tertentu. Nah, kalau di Indonesia kebalikan, bentuknya fobia terhadap non-muslim. Sebenarnya bukan fobia, tetapi sebuah isu yang dijadikan alat politik," tutur Yenny.

Persoalan yang kemudian muncul, lanjut Yenny, adalah banyaknya masyarakat yang termakan dan menjadi korban. Dia juga mengaku, tak heran banyak masyarakat yang menjadi korban hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian karena hal itu memang dikondisikan. Terlebih, dalam dunia global saat ini siapa yang menguasai informasi, maka dia yang memiliki kekuatan.

"Masyarakat tidak sadar bahwa preferensinya dibentuk oleh orang yang menyebarkan informasi karena dia menelan mentah-mentah informasinya," jelasnya.

Yenny mengatakan, masyarakat kini seolah-olah dibombardir dengan iklan. Namun, bukan iklan barang, melainkan iklan tentang isu politik. "Kalau iklan barang kita bisa menimbang-nimbang harga atau kualitas. Sementara iklan politik menjadi susah karena melibatkan emosi. Orang menjadi tidak rasional. Apalagi isu agama di Indonesia," tegasnya.

Menurut Yenny, langkah melawan hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian adalah melakukan penyadaran kepada semua orang agar mau berpikir kritis. Pengguna medsos juga harus mempunyai kontrol diri dan mempertanyakan kebenaran terhadap sebuah berita atau video.

Oleh sebab itu, tegas Yenny, Muslimat NU menyerukan seluruh anggotanya di Indonesia untuk ikut berperan menangkal hoaks dan ujaran kebencian.

"Jangan salah ya, ibu-ibu Muslimat itu canggih-canggih. Mereka mayoritas aktif di media sosial. Kita ingin memberdayakan perempuan-perempuan Muslimat NU agar lebih menyadari bahaya hoaks dan fitnah. Kemudian mau melakukan sesuatu untuk memastikan hoaks tidak tersebar ke tengah masyarakat," pungkasnya.

Diketahui, Muslimat NU telah menggelar Deklarasi Laskar Muslimat NU Antihoaks dan Ujaran Kebencian dalam Peringatan Harlah (Hari Lahir) ke-73 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu, 27 Januari 2019. Yenny Wahid menjadi ketua panitianya.

Peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU yang digelar bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut juga dihadiri Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PP Muslimat Khofifah Indar Parawansa, para kiai dan ulama, serta beberapa menteri Kabinet Kerja.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5391 seconds (0.1#10.140)