Tinjau Longsor di Km 118 Tol Cipularang, Menteri PUPR Minta Penguatan Tebing

Senin, 17 Februari 2020 - 20:49 WIB
Tinjau Longsor di Km 118 Tol Cipularang, Menteri PUPR Minta Penguatan Tebing
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ketika meninjau lokasi longsor di Km 118+600 Jalan Tol Cipularang, KBB, Senin (17/2/2020) sore. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meninjau lokasi longsor tebing Jalan Tol Cipularang KM 118+600, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (17/2/2020) sore.

Di lokasi, Basuki menyebutkan, longsor tebing yang merusak rumah dan menimbun area pertanian di Kampung Hegarmanah, Ngamprah itu, akibat terjadi likuefaksi atau pencairan tanah.

"Ini kasusnya sama seperti irigasi di Gumbasa Palu, yakni adanya pencairan tanah (likuefaksi)," kata Basuki kepada wartawan.

Oleh sebab itu, tebing yang mengalami longsor harus diupayakan tidak terkena air agar tidak terjadi rembesan. Maka Basuki menyarankan penanganan irigasi dan pengeringan genangan air harus jadi prioritas.

Dia melihat di sekitar lokasi banyak terdapat lumpur, makanya itu harus kering dan air dari salurannya dialirkan jangan menggenang.

Jika tidak dilakukan langkah seperti itu, longsor akan menarik badan jalan seperti yang dulu pernah terjadi di Km 92 Tol Cipularang. Sehingga longsor tebing tersebut juga harus segera ditangani dengan cara melakukan penguatan tebing.

Semisal dengan pola terasering dan ditambah oleh pemasangan beronjong agar kontruksinya menjadi lebih kuat.

"Tebingnya harus diperkuat. Sedangkan untuk di atas saya minta sketsa design untuk memperbaiki drainase," imbuhnya. (BACA JUGA: Longsor Hegarmanah KBB, PVMBG: Badan Jalan Km 118 Tol Cipularang Terancam )

Dirinya memerkirakan, longsor terjadi karena ada genangan air di sawah dekat Tol Cipularang arah Bandung. Hal tersebut yang akhirnya menyebabkan rembesan air ke tebing samping tol arah Jakarta di seberangnya.

Apalagi tanah di lokasi adalah urugan sehingga ketika air jenuh bisa menyebabkan rembesan. Serta bentuknya lembah yang memungkinkan terjadi genangan air. (BACA JUGA: Km 118 Tol Cipularang Padat, Arus Kendaraan Dialihkan Keluar di Tol Baros )

"Ya kalau tidak diberikan garis perkerasan bisa longsor. Filtrasinya juga itu rembes ke tanah, di antara dua tebing. Tapi ada counter weight-nya, kalau gak itu pasti longsor semua," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5593 seconds (0.1#10.140)