Raih Gelar Doktor, Direktur Kepatuhan bank bjb Kemukakan Hybrid Bussiness Model 5.0

Senin, 10 Februari 2020 - 15:15 WIB
Raih Gelar Doktor, Direktur Kepatuhan bank bjb Kemukakan Hybrid Bussiness Model 5.0
Direktur Kepatuhan bank bjb Agus Mulyana meraih gelar doktor Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Direktur Kepatuhan bank bjb Agus Mulyana meraih gelar doktor Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Sidang Kandidat Doktor di Aula Sekolah Pascasarjana UPI, Kota Bandung, Senin (10/2/2020).

Agus dinyatakan lulusan dan berhak menyandang gelar doktor Ilmu Manajemen melalui disertasinya yang berjudul "Melalui Bisnis Fintech dalam Meningkatkan Marketing Performance di Indonesia". Agus lulus dengan nilai cumlaude, atas teorinya Hybrid Bussiness Model 5.0.

Dalam paparannya, Agus mengatakan, perubahan dan pertumbuhan teknologi informasi digital sangat cepat, sehingga semua sektor, baik jasa, manufaktur, maupun agrikultur, semua mengarah dan memanfaatkan perkembangan teknologi digital, terjual industri keuangan yang berbasis fintech.

Namun, perkembangan fintech tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perubahan global. Sementara revolusi Industri 4.0 terdapat banyak kelemahan dalam bidang Fintech, dimana semuanya dituntut serba otomasi. Dalam satu sisi perkembangan digital ini sangat menguntungkan dalam segi efisiensi dan efektifitas.

"Namun pada sisi lain, rendahnya Intellectual Capital SDM dari suatu negara akan menjadi kelemahan di negara tersebut. Bahkan manusia tergantung dengan mesin. Sementara ketergantungan terhadap teknologi yang terlalu tinggi akan mengikis norma-norma Agama, Budaya, dan Kehidupan Sosial yang menjadi tujuan hidup manusia dalam bernegara," bebernya.

Oleh karenanya, dia menawarkan model baru, takut Model Bisnis 5.0. Model ini merupakan sinergisitas antara Intellectual Capital yang melahirkan Innovation serta Information Technology Capability yang menghasilkan Value Creation. (Baca juga; Tren Laba Terus Naik, Ini Aksi Korporasi Bank bjb Syariah pada 2020 )

Menurut Agus, sinergisitas kedua unsur tersebut akan menghasilkan suatu kekuatan yang besar untuk meningkatkan perekonomian suatu bangsa. Karena, untuk membangun ekonomi suatu negara agar tumbuh lebih baik dan maju, tidak hanya dibangun dengan kekuatan mesin dan teknologi yang tinggi, akan tetapi juga harus berkolaborasi antara intelectual Capital Society yang berbasis manusia.

Hybrid Business Model cocok diterapkan di Indonesia karena adanya batasan budaya dan agama sehingga peran manusia tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh Teknologi. Peran manusia yang tidak bisa digantikan oleh teknologi dinamakan Intellectual Capital. Intellectual Capital tersebut yang menghasilkan Innovation. Hybrid Business Model berbasis Inovasi tersebut disebut sebagai Business Model 5.0.

Pemerintah Indonesia, kata dia, bisa mulai memprioritaskan pengembangan Intellectual Capital sejak dini dalam mengantisipasi transformasi teknologi digital yang sangat cepat untuk menuju tahun 2021. Sedangkan untuk bisa membangun Intelectual Capital berupa Moral, Sikap, Perilaku, Tata Krama, Agama, Integritas, serta Kepatuhan pada Aturan dan Ketentuan, bisa mulai dibangun sejak pendidikan usia dini sampai Perguruan tinggi.

Sebagai ilustrasi, kata dia, di lima negara dengan pendidikan terbaik di dunia, yaitu Finlandia, Cina, Kanada, Korea Selatan dan Selandia Baru memiliki tingkat Intelectual Capital yang tinggi. Mereka menggunakan pola pendidikan seperti waktu belajar di sekolah yang hanya 3-4 jam per hari, tidak ada rangking di sekolah, tidak ada ujian nasional, tidak ada Pekerjaan Rumah, menulis tetap menggunakan Papan Tulis, mendorong Kreatifitas untuk menghasilkan Inovasi dan Penciptaan Nilai.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, tekadnya menyelesaikan studi doktoral tak lepas dari niatnya memberi sumbangsih kepada mayarakat. Karena secara karier, Agus telah menempati posisi tertinggi pada industri perbankan. "Saya ingin menjadi role model bagi keluarga. Bahwa belajar tidak ada batasnya. Selain menambah ilmu, tapi juga bagaimana memberi manfaat kepada mayarakat," imbuhnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3630 seconds (0.1#10.140)