Pertama di Indonesia, PSLH ITB Gagas Pemanfaatan Drone untuk Lingkungan Hidup

Senin, 03 Februari 2020 - 16:04 WIB
Pertama di Indonesia, PSLH ITB Gagas Pemanfaatan Drone untuk Lingkungan Hidup
Ketua Pelaksana Pelatihan Pemanfaatan Drone untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup, Hikmat Ramdan (tengah) saat konferensi pers di Sekretariat PSLH ITB, Selasa (3/2/2020). SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggagas pelatihan pemanfaatan pesawat tanpa awak (drone) untuk pengelolaan lingkungan hidup. Gagasan yang diklaim pertama di Indonesia itu diyakini dapat memberikan data spasial pengelolaan lingkungan hidup yang lebih cepat, tepat, akurat, dan mutakhir.

Gagasan tersebut seiring dengan perkembangan teknologi yang menuntut kecepatan, presisi, dan akurasi, khususnya dalam pengelolaan lingkungan hidup serta sejalan dengan revolusi industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah yang ditandai dengan adanya teknologi berbasis komputerasi dimana drone menjadi salah satu bagiannya.

Ketua Pelaksana Pelatihan Pemanfaatan Drone untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup PSLH ITB, Hikmat Ramdan mengatakan, pemanfaatan drone saat ini tidak sebatas untuk mengambil objek foto ataupun video. Melainkan sudah merambah luas ke berbagai bidang, salah satunya pengelolaan lingkungan hidup.

Menurut dia, lewat drone, akan diperoleh data spesial pengelolaan lingkungan hidup yang cepat, tepat, akurat, dan mutakhir. Dengan keunggulan tersebut, pengambil kebijakan dapat membuat keputusan yang lebih cepat, tepat, dan terarah sesuai data yang diperoleh dari pemanfaatan drone tersebut.

"Drone ini mampu menghasilkan data yang lebih akurat dibandingkan data satelit yang selama ini sering digunakan," ungkap Hikmat di sela Pelatihan Pemanfaatan Drone untuk Lingkungan Hidup di Sekretariat PSLH ITB, Jalan Sangkuriang, Kota Bandung, Senin (3/2/2020).

Hikmat mencontohkan, drone dapat dimanfaatkan untuk menganalisa tata ruang hingga daerah rawan longsor sebagai landasan pemberian izin bangunan yang selama ini hanya hanya dilakukan dari satu sudut pandang (darat). Melalui drone, pengambil kebijakan akan mendapatkan data yang lebih komprehensif dan detail, sehingga analisa keilmuannya pun lebih mudah dan cepat.

"Kalau dulu memonitor lewat satelit atau potret udara. Namun, perkembangan teknologi menuntut kecepatan, akurasi, dan presisi dan drone mampu melakukannya. Apalagi, dengan drone (biayanya) lebih terjangkau," jelasnya.(Baca juga; Langkahi 156 Kampus, ITB Peringkat 976 Dunia Versi Webometric )

Hikmat melanjutkan, pihaknya menggandeng Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) dalam pelatihan yang diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan mulai pemerintah daerah, BUMN, swasta, hingga profesional itu. Sementara materi yang diberikan, di antaranya pengenalan dan pemanfaatan drone, regulasi, hingga praktik langsung di lapangan.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3471 seconds (0.1#10.140)