Wali Kota Bogor Kumpulkan Akademisi dan Budayawan untuk Tata Kawasan Batutulis

Kamis, 30 Januari 2020 - 16:01 WIB
Wali Kota Bogor Kumpulkan Akademisi dan Budayawan untuk Tata Kawasan Batutulis
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengumpulkan para akademisi dan budayawan untuk mematangkan penataan kawasan Batutulis. SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Pemkot Bogor mengumpulkan para akademisi dan budayawan untuk mematangkan penataan kawasan Batutulis yang memiliki nilai sejarah dan budaya Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Pertemuan di Balai Kota Bogor dikemas dalam sarasehan untuk mendengar masukan dari perspektif berbagai elemen terkait penataan kawasan Batutulis yang memiliki nilai sejarah Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran.

"Kami ingin mendengar masukan dari perspektif akademis, sejarah, budaya dan juga dari para budayawan terkait dengan perencanaan penataan kawasan Batutulis. Selama ini memang banyak sekali versi di mana lokasi sesungguhnya dari Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Tapi cukup kuat literatur sebagian referensi yang mengarahkan bahwa pusat kerajaan ada di kawasan Batutulis," ungkap Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, Kamis (30/1/2020).

Bima menjelaskan, sarasehan tersebut tidak akan membahas ke arah lokasi kerajaan. Melainkan lebih kepada program besar penelusuran sejarah dan ‘menghidupkan’ kembali budaya Kerajaan Pajajaran dengan memulai dari satu titik yaitu, Prasasti Batutulis.

"Selama ini kita melihat kondisinya ya begitu-begitu saja. Lahannya tidak terlalu besar, dikunjungi oleh 100-200 orang dalam satu bulan. Tidak banyak," jelasnya. (Baca juga; Museum Geologi Bandung Berbenah untuk Go Internasional )

Bima meyakini para budayawan dan stakeholder lainnya memiliki cita-cita dan mimpi yang sama untuk mengembangkan kawasan bersejarah yang di dalamnya terdapat peninggalan salah satu kerajaan terbesar di nusantara.

"Insya Allah kita akan mulai melakukan penataan dari titik ini. Kalau kita lihat memang lokasinya terlalu kecil dan ingin kita kembangkan menjadi museum. Karena itu direncanakan ke depan akan ada perluasan lahan," ujar Bima.

Dosen Sejarah Sunda Universitas Padjadjaran Bandung Prof Nina Herlina Lubis menyatakan dukungannya terhadap rencana Wali Kota Bogor dalam menata kawasan Batutulis. "Saya sangat mendukung usaha pak wali kota untuk memulai dengan melestarikan peninggalan Kerajaan Sunda ketika berpusat di Pakuan Pajajaran," ujarnya.

Nina pun memberikan masukan terkait penataan tersebut dengan menjadikan konsep living concert atau pertunjukan hidup lengkap dengan museum kerajaan. "Sebetulnya ibu kota pajajaran dahulu yaitu 9x11 kilometer. Tapi penataan ini nantinya tidak usah dengan membongkar infrastruktur yang sudah ada sekarang," terangnya.

Dia menambahkan, ke depannya diharapkan Pemkot Bogor bisa menciptakan konsep ekomuseum seperti di Roma, Italia. "Museum di Roma itu adalah perwujudan Roman Empire atau Imperium Romawi. Jadi satu kota itu punya tinggalan sejarah tapi tidak mengganggu masyarakatnya, malah sekota itu jadi museum," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7576 seconds (0.1#10.140)