Rumah Tak Layak Huni di Kota Bogor Ambruk, Bayi Berusia 40 Hari Patah Tulang

Selasa, 28 Januari 2020 - 15:31 WIB
Rumah Tak Layak Huni di Kota Bogor Ambruk, Bayi Berusia 40 Hari Patah Tulang
Satu dari ratusan rumah tak layak huni (RTLH) di Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, ambruk pada Selasa (28/01) dini hari. SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Satu dari ratusan rumah tak layak huni (RTLH) di Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, ambruk pada Selasa (28/01) dini hari. Lokasi rumah tersebut sekitar 800 meter dari Istana Bogor atau 1 kilometer dari Balai Kota Bogor.

Lima penghuni rumah, yakni Tjitjih Sukarsih, (65), Lia Robiatul Awalia, (25), Dinul Rachman, (25), Nurcahyani, (21), dan M Kenan Rafasya, (40 hari), mengalami luka-luka. Bahkan balita yang baru menjalani upacara potong rambut itu mengalami luka parah patah tulang iga (dada).

Informasi dihimpun menyebutkan peristiwa ambruknya rumah berukuran sekitar 20 meter persegi yang sudah puluhan tahun tak pernah direnovasi itu terjadi pukul 01.40 WIB. Ketika itu, seluruh penghuni rumah sedang tertidur pulas.

"Biasanya yang tinggal di rumah cuma berdua atau tiga saja. Saya, anak dan cucu saja. Tapi karena siangnya habis pengajian potong rambut bayi, jadi banyak yang menginap," ujar Tjitjih saat ditemui rumah tetangganya yang terletak persis di depan rumahnya, Selasa (28/1/2020).

Dia tak menyangka, seusai merayakan selamatan atas kelahiran cucunya tiba-tiba atap yang terbuat dari bambu dan balok lama itu menimpa seluruh keluarganya. "Kami nggak sempat menghindari reruntuhan karena lagi tidur," ujarnya yang mengalami luka memar dan lebam di kepala serta tangannya.

Dia menuturkan sebetulnya sudah sejak lama, rumah tersebut ingin diperbaiki tapi tak memiliki uang. Bahkan dia sudah empat kali atau empat tahun berturut-turut mengajukan program Rumah Tak Layak Huni (RTLH) ke Pemkot Bogor, namun tak kunjung disetujui.

"Nah untuk yang tahun ini, sudah beberapa kali petugas dari Pemkot melakukan survei bahkan pasang stiker sebagai rumah sasaran program bantuan perbaikan rumah. Tapi nggak tahu kapan cairnya, keburu ambruk gini aja," ujarnya. (Baca juga; Rumah Roboh Diterjang Angin Kencang, Guru ASN Tinggal di Tenda Darurat )

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Priyatna Syamsah menjelaskan, pihaknya sudah melakukan assessment dan evakuasi terhadap lima korban luka, satu di antaranya bayi berusia 40 hari.

"Penyebabnya atap rumah milik ibu Tjitjih ambruk akibat sudah lapuk serta bangunan rumah memang sudah tidak layak huni (RTLH). Jadi dalam satu atap itu ada empat keluarga dan rumah tersebut disekat-sekat, tapi yang parah rumah yang dihuni pemiliknya," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Syamsuddin Noor menyebutkan bahwa rumah yang ambruk itu sebetulnya sudah masuk dalam program bantuan RTLH Pemkot Bogor tahun anggaran 2020. "Hanya kita tak menyangka juga belum sempat diperbaiki tapi sudah ambruk duluan. Yang jelas rumah tersebut tahun ini dapat (bantuan dana RTLH)," katanya

Ia menambahkan, di Kelurahan Babakan Pasar pada 2020 ini ada sekitar 130 rumah tak layak huni (RTLH) yang dipastikan menerima bantuan dari Pemkot Bogor. "Mereka yang tak lolos verifikasi menerima bantuan umumnya karena rumah tersebut terletak di Garis Sepadan Sungai dan rumah tersebut tak memiliki sertifikat atau bukti kepemilikan," ujarnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2626 seconds (0.1#10.140)