Sepatu Basah Kehujanan, Sandal yang Digunakan Siswa MTs di Pangandaran Dirusak Oknum Guru

Jum'at, 24 Januari 2020 - 14:48 WIB
Sepatu Basah Kehujanan, Sandal yang Digunakan Siswa MTs di Pangandaran Dirusak Oknum Guru
postingan facebook yang menyesalkan sikap arogan salah satu oknum guru MTs di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. SINDOnews/Syamsul Maarif
A A A
PANGANDARAN - Kasus perusakan sandal seorang siswa oleh seorang oknum guru MTs di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran , Jawa Barat, menjadi polemik. Kejadian tersebut menjadi ramai setelah diunggah akun facebook Uttu Jmc dan memposting foto sepasang sandal yang dirusak oleh oknum guru ke grup Apa Kabar Pangandaran.

Saat dikonfirmasi melalui telepon selular, pemilik akun facebook Utti Jmc yang mengaku sebagai kakak dari siswa yang sandalnya digunting oknum guru menerangkan, adiknya menggunakan sandal ke sekolah karena sepatu yang biasa dipakai ke sekolah basah setelah kehujanan.

"Siswa yang menggunakan sandal ke sekolah oleh guru itu sandalnya dirusak. Bahkan informasinya sandal jepit yang digunakan siswa selain adik saya ada yang sampai digunting," katanya, Jumat (24/1/2020). (Baca juga; Dianiaya Kakak Kelas, Siswa MTs di Cirebon Dirawat di RS )

Selain itu, tindakan guru tersebut dinilai arogan saat dirinya masih sekolah di MTs tersebut sering menampar siswa kalau ada kesalahan. "Zaman saya sekolah di MTs itu, kalau ada siswa yang melakukan kesalahan guru itu main tampar. Padahal memberikan sanksi ke siswa bisa dengan cara lain," tambahnya.

Parahnya lagi sebelumnya pernah ada siswa yang diberi sanksi dengan cara ditampar, orang tuanya mempertanyakan ke pihak sekolah, malah dampaknya siswanya dikeluarkan hingga putus sekolah. "Kami juga khawatir dari kejadian ini kalau melapor ke pihak Kementerian Agama (Kemenag) adik saya jadi korban dikeluarkan dari MTs," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pangandaran Cece Hidayat mengatakan, sudah menginstruksikan pengawas untuk menelusuri kejadian yang terjadi di MTs Kecamatan Cigugur. "Kami sudah mengintruksikan pengawas sekolah untuk melakukan klarifikasi kepada guru yang bersangkutan apakah benar melakukan hal itu dan menanyakan motif kejadian," katanya.

Cece menambahkan, pihaknya tidak keberatan kasus yang terjadi di MTs Kecamatan Cigugur menjadi pemberitaan media massa supaya ada efek jera kepada guru tersebut. "Setelah selesai diklarifikasi pengawas sekolah, saya juga akan panggil guru yang bersangkutan ke kantor Kemenag untuk diminta keterangan," pungkasnya. (Baca juga; Melakukan Kekerasan, Ratusan Siswa Tuntut Kepala SMKN 1 Surabaya Harus Mundur )
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6056 seconds (0.1#10.140)