Genap 100 Tahun, Gedung Sate Punya Wajah Baru

Selasa, 31 Desember 2019 - 15:03 WIB
Genap 100 Tahun, Gedung Sate Punya Wajah Baru
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan Taman Gedung Sate, Taman Saparua, dan Taman Pakuan di Taman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (31/12/2019). Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Menginjak tahun 2020 besok, Gedung Sate bakal genap berusia 100 tahun. Di usianya yang sudah satu abad itu, gedung bersejarah itu kini tampil dengan wajah baru.

Gedung Sate yang dibangun pada 27 Juli 1920 itu tampil dengan wajah baru seiring rampungnya revitalisasi taman depan dan belakang Gedung Sate yang dilakukan Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Peresmian wajah baru gedung karya arsitek J Gerber, Eh De Roo G, dan Hendriks itu dilakukan langsung oleh Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya di taman depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (31/12/2019).

Selain Taman Gedung Sate, pada kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Emil itu pun secara simbolis meresmikan Taman Pakuan, dan Taman Saparua Kota Bandung yang juga telah selesai direvitalisasi.

Emil menuturkan, ketiga taman yang diresmikannya itu merupakan upayanya untuk menambah ruang terbuka hijau dan tempat berkumpul masyarakat, khususnya di Kota Bandung. Selain itu, revitalisasi dilakukan untuk menambah kenyamanan dan menyesuaikan terhadap kebutuhan serta fungsi taman tersebut.
Genap 100 Tahun, Gedung Sate Punya Wajah Baru

"Bahwa 2020 itu tahun pencanangan Gedung Sate sebagai destinasi wisata. Maka, 2020 (Gedung Sate) akan dibuka seluas-luasnya untuk masyarakat yang dimulai dengan perbaikan di taman depan dan taman belakang yang selama ini kurang memadai, biasanya orang berfoto-foto kan di aspal (jalan)," tutur Emil.

"Di waktu yang sama, taman di Saparua, Pusdai, dan Pakuan juga sudah selesai. Jadi, silakan warga yang hadir bisa mengapresiasi dan menikmati wajah baru dari lingkungan yang ada dalam kelola Biro Umum Setda Provinsi Jawa Barat," sambungnya.

Emil pun yakin, kehadiran taman-taman tersebut dapat menjadi daya tarik wisatawan, khususnya saat musim liburan. Dia berharap, revitalisasi tersebut akan berdampak positif terhadap tingkat kebahagiaan masyarakat.

"Kalau sesuai ekspektasi yang penting diapresiasi masyarakat. Kalau menurut saya sih sudah sangat baik karena warga dan masyarakat makin mengapresiasi sejarah Gedung Sate. Apalagi, tahun depan Gedung Sate berusia 100 tahun. Jadi, memang pada usia 100 tahun, Gedung Sate punya wajah baru dan punya interaksi baru dengan masyarakat," bebernya. (Baca Juga: Gedung Sate Bakal Dilengkapi Command Center Futuristis Senilai Rp5,2 M).

"Untuk daya tarik wisatawan saya kira bisa meningkat 10 persen, apalagi setelah saya viralkan di postingan, apalagi besok kan libur (tahun baru), pasti jadi perhatian utama," sambungnya.

Revitalisasi Gedung Sate merupakan langkah awal dari masterplan yang akan menjadikan Gedung Sate sebagai pusat wisata di Jabar.

Rencananya, Gedung Sate pada 2020 dibuka untuk umum, termasuk bagian dalamnya. Namun, hal itu tetap akan disertai aturan batasan wilayah mana yang boleh dikunjungi atau tidak, sehingga masyarakat dapat lebih dalam mengeskplorasi gedung bersejarah ini.

Sementara itu, Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jabar Iip Hidajat mengatakan, pihaknya juga berkewajiban untuk meningkatkan keamanan untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan ramah bagi para pengunjung atau masyarakat.

"Ketika ini dibuka sebagai akses masyarakat, yang pertama Biro Umum harus melakukan penambahan tenaga security, yang kedua penambahan CCTV, ketiga menambah pos jaga yang mobile karena (gedung) ini kan terbuka," terangnya.

Di Taman Depan Gedung Sate, akan tetap ada pagar, tapi pagarnya knock down atau portable. "Jadi, misalkan diperlukan ditutup, akan ditutup. Tapi kalau tidak, tetap dibuka. Contohnya kalau ada demo kan tidak bisa diprediksi dan polisi juga menginginkan ada pagar untuk demarkasi," jelas Iip.

Iip juga menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang selama ini sering dilaksanakan di taman depan Gedung Sate ke depan bakal difokuskan di taman belakang yang juga telah direvitalisasi dengan ruang publik yang lebih luas dan representatif.

Nantinya, kata Iip, taman belakang Gedung Sate terdapat panggung terbuka yang bertujuan untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan positif dengan latar belakang bangunan Gedung Sate.

"Di taman belakang kita buat panggung terbuka yang besar dengan ukuran 12x120 meter. Jadi, apabila ada tenda atau booth pameran di sana sudah sangat memungkinkan, termasuk juga untuk event-event besar bisa dilaksanakan di taman belakang," jelasnya.

Dahulu, jika ada event besar, pihaknya biasa menutup Jalan Diponegoro, tapi malah menimbulkan kemacetan luar biasa. "Kalau di belakang kan ada dua jalur, jadi relatif lebih kondusif kalau ditutup satu jalurnya."

Terkait Gedung Sate sebagai bangunan cagar budaya, Iip meyakinkan, tim revitalisasi taman telah berkonsultasi dan bekerja sama dengan tim ahli cagar budaya Kota Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) untuk mendapatkan rekomendasi, sehingga fungsi dan bangunan utama tidak terganggu.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3657 seconds (0.1#10.140)