Guru SPMN 3 Lembang Siapkan Kompetensi Pembelajaran Abad 21

Jum'at, 30 Agustus 2019 - 20:12 WIB
Guru SPMN 3 Lembang Siapkan Kompetensi Pembelajaran Abad 21
Sebanyak 62 guru SMPN 3 Lembang, KBB, mengikuti In House Training untuk meningkatkan kompetensi mengajar di era pembelajaran abad 21 dan revolusi industri 4.0, Jumat (30/8/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Guru memiliki tantangan semakin berat dalam hal metode dan cara pembelajaran agar siswa kritis, kreatif, dan inovatif.

Hal ini sesuai tuntutan pola pembelajaran abad 21, di mana sekolah termasuk tenaga pendidik serta para siswa, harus siap menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0.

"Dunia pendidikan terus berkembang secara dinamis termasuk dalam pola pembelajarannya. Maka, guru harus memiliki kompetensi agar mampu mendidik siswa menjadi individu-individu yang kritis, aktif, dan inovatif," kata Kepala SMPN 3 Lembang Wawan Kuswandi di sela kegiatan In House Training (IHT) yang digelar kepada 62 guru, Jumat (30/8/2019).

Menurut Wawan, IHT menjadi salah satu upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. Dalam kegiatan ini, guru mendapatkan materi dan pemaparan dari nara sumber para guru senior serta pengawas.

Sehingga diharapkan pengetahuan dan wawasan para guru bertambah. Mereka juga akan mendapatkan pendampingan di kelas untuk penajaman kemampuan mengajar.

Output yang ingin dicapai dari program ini, kata Wawan, adalah bagaimana guru dapat menyusun teknik perencanaan pembelajaran, menetapkan kriteria kelulusan, serta mengimplementasikan pendidikan karakter.

Sebab substansi dari pembelajaran abad 21 adalah untuk menciptakan siswa kritis, tidak hanya pengetahuan tapi juga dalam analisis pemecahan masalah.

"Bagaimana memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses belajar. Serta penilaian berbasis Higher Order of Thingking Skill (HOTS) yaitu kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif," sebutnya.

Dirinya yakin sebanyak 1.103 siswa di SMPN 3 Lembang secara bertahap dapat mengikuti pola perubahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Sebab mengubah kultur yang sudah berjalan tentunya perlu proses, namun dengan telah diterapkannya pola pembelajaran sistem Kurtilas maka siswa tidak akan kesulitan mengikutinya. Pihaknya juga terus memperkuat gerakan literasi sekolah sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter.

"Tantangan pendidikan ke depan semakin kompleks, maka dari itu perlu inovasi dan kreativitas agar melahirkan manusia-manusia unggul melalui pendidikan," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4296 seconds (0.1#10.140)