'Surga' Tersembunyi di Desa Wisata Malasari

Kamis, 29 Agustus 2019 - 11:01 WIB
Surga Tersembunyi di Desa Wisata Malasari
Ekowisata Malasari, surga tersembunyi di Kabupaten Bogor. Foto/KORAN SINDO/Haryudi.
A A A
BOGOR - Meski letaknya cukup jauh dari pusat kota karena berbatasan dengan Provinsi Banten, tempat wisata di Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini tetap menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Ekowisata di Desa Malasari pun kian dikenal.

Berdasarkan penjelajahan KORAN SINDO, sensasi Desa Wisata Malasari ini sangat menyenangkan, khususnya bagi penikmat alam bebas yang menyukai petualangan dan pendidikan konservasi. Banyak objek wisata yang bisa dinikmati di antaranya persawahan, puluhan air terjun, dan hutan Halimun yang masih asri sehingga banyak hidup satwa langka.

Objek wisata tersebut juga sudah dilengkapi camping ground dan homestay yang terletak persis di lereng Gunung Halimun. Di pinggirnya terdapat sungai yang airnya masih jernih dan menyegarkan sehingga cocok bagi keluarga yang menyukai alam bebas namun tetap ramah atau aman bagi anak-anak.

Bahkan, dalam berbagai literatur sebaran potensi ekowisata Kabupaten Bogor tertulis bahwa Desa Wisata Malasari merupakan bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung pariwisata yang di dalamnya terjadi interaksi antara penduduk dengan wisatawan dan dikelola oleh sebuah sistem yang diakui.

"Selain untuk membangkitkan pariwisata di wilayah Kabupaten Bogor bagian barat, manajemen Badan Usaha Milik Desa Wisata Malasari memiliki tujuan melestarikan lingkungan yang bisa memacu terjadinya pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesadaran sosial dan lingkungan masyarakat Malasari dalam bentuk pariwisata yang ramai," ujar Sekretaris Desa Malasari Laila Isroria saat ditemui belum lama ini.

Menurut dia, Desa Malasari memiliki luas 6.470 hektare dan 971,22 hektare atau sebesar 11.8% di antaranya perkebunan teh Nirmala Agung. Dia mengatakan, ada tiga karakter utama pendukung pariwisata Desa Wisata Malasari, yaitu hutan tropis dengan berbagai macam pesona flora dan fauna di dalamnya.

"Kemudian kawasan agro dengan pesona lanskap alam dan perilaku sosial budaya masyarakatnya menjunjung tinggi kearifan lokal dan budaya leluhur," katanya.

Kekayaan flora dan fauna di kawasan taman nasional di Desa Wisata Malasari telah menampilkan pesona keunikan tersendiri. Potensi biodiversity yang tinggi merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis.

"Jenis anggota suku Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan endemik hutan hujan dataran rendah dengan owa jawa, macan tutul, dan elang jawa serta kukang sebagai satwa penciri taman nasional yang menjadi daya tarik pariwisata Desa Wisata Malasari," katanya.

Memang belum banyak orang mengetahui keindahan Desa Malasari ini. Bagi mereka yang sudah datang dan menikmati keindahan alamnya, pasti ingin kembali lagi ke tempat itu. Seperti halnya wisatawan asal Jerman, Omar Badkhel.

Dia mengaku sangat menikmati Desa Wisata Malasari karena objek wisatanya asri dan penduduknya ramah-ramah. "Saya sangat menikmati keindahan dan kenyamanan di sini. Selain melihat alam, seperti perkebunan teh, hutan yang masih asri, banyak satwa dilindungi. Saya juga senang bisa bergabung dengan masyarakat mengikuti lomba permainan tradisional," katanya.

Omar menyebut keramahan warga Desa Malasari patut diapresiasi dan diberikan penghargaan. Karena itu, kata dia, layak masyarakat seluruh dunia mengunjungi desa tersebut sebagai salah satu destinasi wisata alam yang ada di Indonesia, selain Bali.

"Saya akan sebarkan dan katakan kepada masyarakat di seluruh dunia bahwa ada surga tersembunyi di Indonesia, yaitu bukan hanya di Bali atau Raja Ampat Papua, tapi di Desa Wisata Malasari, Bogor, jujur saya sangat gembira," katanya.

Senada diungkapkan Baghwan Singh Lakbir Singh, pengunjung asal Malaysia yang bergabung bersama ratusan mahasiswa Indonesia di Halimun Youth Camp 2019.

Dia mengaku sangat berterima kasih kepada penyelenggara Halimun Youth Camp karena memberikan kesempatan menikmati keindahan wisata alam di Kabupaten Bogor ini mulai dari wisata konservasi lingkungan, bermain air terjun, melihat satwa langka, hingga bermain dengan penduduk lokal. Ini merupakan pengalaman berharga baginya.

Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, sebenarnya banyak agenda yang akan dilakukan pihaknya untuk mempromosikan sejumlah potensi pariwisata pada dunia, bukan hanya dalam negeri. Di antaranya melalui Halimun Youth Camp yang pertama digelar di tepatnya di Desa Malasari.

"Kami ingin ke depannya menjadi wisata alternatif atau destinasi wisata lingkungan terbaik di Kabupaten Bogor. Maka dari itu, kita sengaja mengundang 15 pesertanya dari kalangan mahasiswa dari tujuh negara, termasuk Indonesia," ujarnya.

Dia menjelaskan, para peserta dari Malaysia, Singapura, India, Jerman, Vietnam, Indonesia, dan Kamboja yang sedang summer course ini sengaja dibawa ke Desa Wisata Malasari agar bisa melihat langsung dan menyebarkan keindahan potensi wisata di Kabupaten Bogor ini pada dunia.

"Bahkan, selain memperkenalkan konsep ekowisata konservasi lingkungan hutan di Gunung Halimun ini, mereka juga kita ajak mengikuti sejumlah kearifan lokal, baik adat istiadat maupun permainan asli masyarakat," ujarnya.

Dia mengakui potensi Desa Malasari sangat indah, yakni golden sunrise yang terbit setiap subuh. Golden sunrise lebih indah dari sunrise lainnya. Sementara untuk glowing mushroom, pengunjung bisa melihatnya di tengah hutan pada malam hari, yaitu jamur menyala di kegelapan dan itu hanya ada di Desa Malasari.

"Saya yakin kalau wisata desa ini maju akan berdampak pada ekonomi. Kita bisa lihat masyarakat yang biasanya hanya berkebun dan bertani, kini mulai banyak yang menjajakan makanan dan minuman serta dipekerjakan sebagai tenaga kebersihan lokasi," katanya. (Haryudi)
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7483 seconds (0.1#10.140)