Investor Saham dari Kota dan Kabupaten di Jabar Minim

Rabu, 28 Agustus 2019 - 20:17 WIB
Investor Saham dari Kota dan Kabupaten di Jabar Minim
BEI Jabar saat melakukan teleconference terkait public expose live bersama BEI pusat. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Kendati Jawa Barat menempati posisi kedua sebagai provinsi dengan jumlah investor terbanyak di Indonesia, namun secara sebaran, investor dari kota dan kabupaten di Jabar masih sangat rendah. Mayoritas investor masih didominasi berada di kota besar.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jawa Barat Reza Sadat Shahmeini mengakui, persebaran investor saham di Jawa Barat belum merata.

Dari 157.265 investor saham per Juli 2019, mayoritas berada di Kota Bandung, Bekasi, Bogor, dan Depok. Sementara daerah lain, minim.

"Masih banyak daerah yang jumlah investornya masih sangat sedikit, seperti Bandung Barat, Banjar, dan Pangandaran. Itu menjadi tantangan bagi kami untuk membuka galeri investasi di daerah tersebut, agar masyarakat semakin teredukasi," kata Reza seusai acara publik ekspose online di Kantor BEI Jabar, Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Rabu (28/8/2019).

Dia mencontohkan, jumlah investor di Bekasi membantai 39.708 orang, Kota Bandung 39.398 orang, dan Kota Bogor 25.719 orang. Sementara jumlah investor terendah ada di Kota Banjar sebanyak 417 orang, Bandung Barat 907 orang, dan daerah lainnya rata rata masih di bawah 3.000 investor.

Pihaknya terus mendorong agar tingkat literasi masyarakat terhadap investasi terus meningkat. Tahun ini, pihaknya berharap pertumbuhan investor melebihi pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 33,82%.

Utnuk meningkatkan pengetahun investasi, pihaknya telah melakukan rangkaian acara Public Expose Live 2019 pada Rabu (28/8). Acara pemaparan kinerja dengan mengundang 42 perusahaan tercatat di BEI yang disaksikan secara langsung melalui webinar.

Data BEI juga menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen pengakses online Public Expose Live 2019 merupakan investor. Serta calon investor usia 18 hingga 34 tahun dengan 70 persen media yang digunakan berupa telepon seluler.

Selain merupakan penyelenggaraan yang pertama di dunia, Public Expose Live 2019 mencatat berbagai rekor baru. Jumlah partisipan mencapai 21.522 peserta yang terdiri dari 4.570 hadir secara langsung dan 10.690 peserta menyaksikan secara online, ditambah 6.262 peserta melakukan kegiatan nonton bareng di Kantor Perwakilan BEI dan Galeri Investasi seluruh Indonesia.

Public Expose Live 2019 diakses dari 121 kota dan 28 negara. Laman Public Expose Live 2019 pada www.idx.co.id telah diakses sebanyak 30.610 kali, dan sebanyak 4 Perusahaan Tercatat yang melakukan Paparan Publik, untuk pertama kalinya diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta.

Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Luthfy Zain Fuady mengatakan, saat ini, industri pasar modal sedang bertransformasi dan fokus pada pemanfaatan teknologi. Sejak awal tahun bahkan berbagai kebijakan, media, dan produk baru dengan pendekatan teknologi, sudah diluncurkan oleh OJK dan Self-Regulatory Organization.

Secara tidak langsung, Public Expose Live 2019 telah menjadi mekanisme perlindungan baru bagi investor di pasar modal dengan meminimalisasi potensi terjadinya asimetri informasi, suatu kondisi yang terjadi jika salah satu pihak memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya, juga meningkatkan pemahaman investor terhadap kinerja Perusahaan Tercatat di BEI.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3736 seconds (0.1#10.140)