Kawah Ratu Keluarkan Gas, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada

Selasa, 27 Agustus 2019 - 13:06 WIB
Kawah Ratu Keluarkan Gas, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat mengunjungi Pos Pemantauan PVMBG Gunung Tangkuban Parahu, untuk mengetahui kondisi terkini di Kawah Ratu, Selasa (27/8/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengunjungi Pos Pemantauan PVMBG Gunung Tangkuban Parahu untuk mengetahui kondisi erupsi terkini di Kawah Ratu, TWA Gunung Tangkuban Parahu, Selasa (27/8/2019).

Jonan sempat mendapatkan penjelasan dari petugas piket pos Gunung Tangkuban Parahu serta memantau pergerakan tremor dari seismograf yang ada di pos dan memastikan jika status Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu masih Level II (Waspada).

"Peningkatan status Level II ini kan sudah sebulan, sekarang kami lihat lagi apa mau diubah statusnya apa mau dicabut atau gimana, karena aktivitasnya masih sama. Yang paling dikhawatirkan adalah keluarnya gas H2S dan SO2 bersamaan dengan erupsi, dan itu tidak ramah terhadap makhluk hidup," kata Jonan kepada wartawan.

Menurutnya, latar belakang peningkatan status Tangkuban Parahu merupakan hasil pertimbangan berbagai sisi. Aktivitas terbilang masih tinggi dan pemantauan terus dilakukan dari alat yang ada seperti seismograf, CCTV, dan GPS. Meski erupsi besar seperti Gunung Agung mungkin tidak akan terjadi, masyarakat dan pelaku ekonomi sekitar gunung Tangkuban Perahu diimbau untuk tetap waspada.

Jika dalam periode tertentu diketahui erupsi menurun, tentu status diturunkan rekomendasi Normal. Dari total 10 kawah termasuk yang kecil-kecil, hanya Kawah Ratu yang kondisinya sangat aktif sekarang. Makanya, diberi pembatasan radius aman 1,5 km dan akan terus dipantau dari alat monitoring termasuk alat pemantau gas. Gunung Tangkuban Parahu ini jadi salah satu dari total 127 gunung api di Indonesia yang mendapatkan prioritas dalam pengawasannya.

"Pengawasan gunung api prioritas sama, hanya saja biasanya kalau sudah statusnya meningkat kita tambah alat yang diperlukan dan tim ahli yang difokuskan pada itu," kata Jonan.

Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) selaku pengelola TWA Tangkuban Parahu Putra Kaban mengatakan ada sebanyak 5.000 pedagang dan pekerja dari warga sekitar yang berhenti jualan sejak peningkatan erupsi. Itu menjadi risiko alam yang diterima oleh pihaknya, karena bicara alam maka tidak bisa ada yang dilakukan selain berdoa. Untuk itu dia meminta pedagang dan pekerja untuk sabar dan berdoa supaya aktivitas kembali mereda.

"Kami bersabar dan terus berdoa karena ini kan faktor alam. Sudah tiga hari terakhir di sini dilakukan istigasah semoga kondisi kembali normal. Yang jelas kami tetap patuh pada keputusan PVMBG soal rekomendasi untuk nanti wisata ini dibuka atau belum," katanya.

Seperti diketahui, Kawah Ratu di Gunung Tangkubanparahu mengalami erupsi pada Jumat (26/7/2019) pukul 15.48 WIB. Sementara, dari pengamatan visual Gunung Api Tangkuban Parahu yang dilakukan oleh PVMBG pada Selasa (27/8/2019) sekitar pukul 06.00 WIB, terpantau asap putih tebal masih terlihat keluar dari kawah dengan tinggi sekitar 200 meter dari dasar kawah. Tinggi kolom abu juga terpantau setinggi 15 meter dari dasar kawah.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5000 seconds (0.1#10.140)