DPRD Dilantik di Hotel Mewah, Warga KBB Ini Kesulitan Biaya Berobat

Senin, 26 Agustus 2019 - 21:12 WIB
DPRD Dilantik di Hotel Mewah, Warga KBB Ini Kesulitan Biaya Berobat
Iwan Wibisana, warga Kampung Cibacang, RT 01/05 Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, KBB, terkulai lemah menahan rasa sakit tumor otak. Iwan berharap bantuan dari Pemda KBB. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pada hari pelantikan anggota DPRD KBB yang digelar di hotel mewah berbintang Mason Pine Hotel, tak jauh dari lokasi tersebut seorang warga KBB justru tengah kepayahan mencari uang untuk biaya berobat.

Warga bernasib malang itu bernama Iwan Wibisana (44) yang tinggal di Kampung Cibacang, RT 01/05 Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, KBB. Iwan tengah berjuang melawan penyakit tumor otak yang dideritanya.

Pria yang sehari-hari mengais rejeki dengan berjualan mainan anak di SDN Cibacang, sudah satu bulan divonis menderita tumor otak. Kini, jangankan untuk berjualan untuk berjalan sendiri saja dirinya sudah sulit sehingga harus dipapah oleh sang istri.

Aktivitas Iwan kini hanya tergolek lemah di atas kasur tipis di ruang depan rumah kontrakannya, sambil merintih menahan rasa sakit.

"Suami awalnya kaya yang stroke, tapi dua hari kemudian kejang-kejang. Itu sekitar sebulan yang lalu," kata Ade Rosmanah (42), istri Iwan, kepada wartawan di kediamannya, Senin (26/8/2019).

Dia mengemukakan, suaminya pada Senin (26/8/2019) pagi sempat di bawa berobat ke RS Dustira Kota Cimahi dengan biaya sendiri. Namun dokter di RS Dusitra menyarankan agar Ade segera membuat kartu jaminan kesehatan mengingat biaya pengobatan untuk suaminya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Hasil scan, penyebab suaminya merintih sakit karena ada tumor di bagian kepala. "Dokter nyuruh pakai BPJS karena katanya kalau bayar biayanya Rp4-5 juta untuk sekali kontrol," ujar dia.

Mendengar hal tersebut, Ade mengaku bingung harus berbuat apa karena kalau harus bayar dia tak mampu. Ade kini berharap pemerintah daerah, Pemkab Bandung Barat, segera memberikan bantuan agar suaminya bisa segera menjalani pengobatan dan membantu biaya pendamping pasien.

Selama sang suami Iwan tergolek lemah karena sakit, Ade menggantikan peran suaminya sebagai tulang punggung keluarga, mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.

"Pengennya segera punya BPJS karena Kamis nanti harus kembali ke RS Dustira. Tapi kan saya orang awam nggak tahu ngurus BPJS gimana dan takutnya bayar, padahal saya ga punya uang. Buat bayar sewa rumah saja Rp500.000 sebulan dan biaya sekolah anak aja udah pas-pasan," tutur Ade.

Adik kandung Iwan, Rani (35) mengatakan, kakaknya merupakan tulang punggung keluarga dan aktif dalam lembaga sosial. Dia berharap ada bantuan dari Pemkab Bandung Barat untuk membantu pengobatan kakaknya agar bisa kembali beraktivitas.

"Kemarin sempat ada bantuan dari Eco Village karena kakak suka aktif di situ, namun kalau bantuan dari pemerintah daerah belum ada," ujar Rani.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0454 seconds (0.1#10.140)