Tokoh Muda NU Kota Bogor Siap Tangkal Radikalisme dan Paham Khilafah

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 21:33 WIB
Tokoh Muda NU Kota Bogor Siap Tangkal Radikalisme dan Paham Khilafah
Para pembicara dalam diskusi bertema, Menangkal Radikalisme dan Khilafah yang digelar YAMSYI di Kota Bogor. Foto-foto/Istimewa
A A A
BOGOR - Radikalisme sebagai akar dari terorisme di Indonesia, telah sangat marak. Kondisi ini menjadi kekhawatiran tokoh muda dan pimpinan pesantren NU Kota Bogor, terutama dalam mewujudkan kehidupan umat beragama yang rukun dan damai.

Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, tokoh muda, pimpinan pesantren, pimpinan Majlis NU se-Kota Bogor diinisiasi oleh Yayasan Ana Muslim Sunni Syafi'i (YAMSYI) pada 24 Agustus 2019 menyelengarakan diskusi kebangsaan dengan tema "Menangkal Radikalisme dan Khilafah" yang dihadiri oleh tokoh-tokoh dan generasi muda NU se-Kota Bogor.

Tokoh Muda NU Kota Bogor Siap Tangkal Radikalisme dan Paham Khilafah


Seminar kebangsaan yang dibuka oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim tersebut mendatangkan pembicara Ahmad Nurwahid (Densus 88 Mabes Polri) dan Stanislaus Riyanta (Pengamat Intelijen dan Terorisme).

Ketua MUI Kota Bogor sekaligus Pembina YAMSYI KH M Mustofa Abdullah bin Nuh mengatakan, keragaman bangsa Indonesia sangat indah dan menjadi kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Menjaga kedamaian tanah air dengan mengembangkan sikap toleransi adalah pengamalan nilai agama yang Rahmatan Lil Alamin,” kata KH M Mustofa Bin Nuh yang akrab disapa Kyai Toto ini.

Anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri Ahmad Nurwahid mengatakan, pendekatan tasawuf merupakan salah satu solusi dalam program pencegahan radikalisasi di Indonesia. Tasawuf akan membentengi umat dari propaganda kaum radikal.

“Salah satu senjata untuk melawan radikalisme bagi masyarakat pemeluk agama Islam adalah dengan menggiatkan kegiatan keagamaan seperti mauludan, tahlilan, salawatan, manawiban, dan kegiatan lain yang kuat kultur dan agamanya,” tegas Ahmad Nurwahid.

Sedangkan Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta menuturkan, radikalisasi terjadi sangat masif di Indonesia, bahkan sudah terjadi pada orang yang tingkat ekonomi dan pendidikan tinggi.

Radikalisasi, tutur Stanislaus, dilakukan mulai pendidikan pra-sekolah hingga perguruan tinggi. Paling banyak menjadi sasaran adalah generasi muda. Tujuan dari kelompok-kelompok dengan paham radikal tersebut adalah untuk mewujudkan khilafah.

“Sudah banyak bukti bahwa radikalisasi sangat masif di Indonesia, terjadi dengan sangat cepat karena dipengaruhi oleh kemajuan teknologi internet. Beberapa pelaku teror lone wolf terpapar paham radikal karena membaca konten-konten di internet,” tutur Stanislaus.

Ketua Umum Yayasan Ana Muslim Sunni Syafi'i (YAMSYI) Turmudi Hudri memetik kesimpulan bahwa peranan Tokoh Muda NU Kota Bogor sangat penting dalam mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Tokoh Muda NU Kota Bogor memiliki sikap jelas untuk mempertahankan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UUD 1945 diharapkan mampu menjadi benteng Kota Bogor dari ancaman kelompok radikal trans-nasional yang ingin mewujudkan ideologi khilafah di Indonesia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4306 seconds (0.1#10.140)