BNN dan PPPA KBB: Awas Bahaya Negatif Anak Kecanduan Internet

Rabu, 21 Agustus 2019 - 22:08 WIB
BNN dan PPPA KBB: Awas Bahaya Negatif Anak Kecanduan Internet
Pj Kades Cilame Jaka Permana didampingi Kepala BNN KBB Sam Norati Martiana dan Kabid PPPA Euis Siti Jamilah saat Sosialisasi Dampak Internet terhadap Pergaulan Bebas, Rabu (21/8/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG - Perkembangan teknologi informasi internet yang semakin mudah diakses bisa berdampak negatif, khususnya terhadap anak-anak jika tidak ada pengendalian dalam penggunaannya.

Oleh sebab itu diperlukan pemahaman dari para orang tua agar dapat membentengi diri anak-anak mereka supaya tidak kebablasan dalam berseluncur di dunia maya yang dapat membuat anak kecanduan.

"Sekarang ini bukan hanya kecanduan obat-obatan, anak-anak juga bisa kecanduan gadget (internet) yang membuat mereka lupa waktu, melupakan lingkungan sekitarnya, dan terjerumus kepada informasi menyesatkan dan salah," tutur Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bandung Barat (BNN KBB) Sam Norati Martiana dalam "Seminar Edukatif Sosialisasi Dampak Internet Terhadap Pergaulan Bebas" di Gedung Serba Guna Desa Cilame, Ngamprah, Rabu (21/8/2019).

Menurut Sam, dengan internet, siapapun bisa mencari informasi terkait apapun, termasuk obat-obatan. Hal ini yang dikhawatirkan akan membuat banyak generasi muda salah kaprah dan terjerumus dalam penggunaan obat-obatan terlarang akibat tidak ada kontrol dari orang tua. Bahkan tidak mungkin mereka yang sudah melewati usia keemasan pun terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.

Berdasarkan data BNN KBB, ujar Sam, pengguna narkoba rata-rata merupakan usia produktif dari umur 14 sampai 40 tahun. Jika dulu Indonesia masih menjadi negara transit peredaran narkotika, sekarang sudah berubah menjadi tujuan wisata perdagangan narkotika dengan tercatat secara nasional ada 71 kartel yang beroperasi. Oleh sebab itu parenting skill dan ketahanan keluarga menjadi penting dalam menangkal ancaman tersebut.

"Penyalahgunaan narkotika dan peredaran obat ilegal telah merambah tidak hanya kota besar, melainkan juga ke desa dan tempat terpencil. Karena itu perlu peran aktif keluarga dalam menangkal peredaran narkoba dari mulai tingkatan keluarga hingga masyarakat," ujar dia.

Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB Euis Siti Jamilah menuturkan, ketahanan keluarga sangat penting dalam menangkal konten negatif dampak dari kemudahan akses internet.

Dia menilai peran orang tua dan keluarga sangat penting agar anak dapat secara bijak menggunakan teknologi informasi tersebut.

Wanita yang akrab disapa Bunda ini menilai, untuk mengatasi kecanduan internet dan media sosial bisa dlakukan dengan cara membuat jadwal penggunaan internet setiap hari.

Kemudian, tutur Euis, lakukan kegiatan menarik di dunia nyata, dan minta bantuan orang terdekat untuk selalu mengingatkan. "Meski banyak positifnya, tapi internet juga bisa memberi dampak negatif. Hal ini yang perlu dicarikan solusinya agar tidak salah kaprah. Sebab kalau sampai kecanduan bisa memicu perselisihan di keluarga yang berujung pertengkaran," tutur Euis.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Studi Lingkar (Fosil) dan Dinas P2KBP3A KBB ini diikuti sekitar 80 peserta ibu-ibu penggerak PKK Desa Cilame, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan Kasubag Pemberitaan Humas Setda KBB Taufik Kurnaefi. Seminar dibuka oleh Pj Kepala Desa (Kades) Cilame Jaka Permana.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8828 seconds (0.1#10.140)