Diburu Para Investor, Harga Emas Semakin Berkilau

Sabtu, 17 Agustus 2019 - 18:09 WIB
Diburu Para Investor, Harga Emas Semakin Berkilau
Foto/Dok/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Para investor memburu emas sebagai alternatif pilihan investasi yang lebih aman menyusul kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Kondisi tersebut membuat harga emas terus naik.

Hal itu dikatakan ekonom Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bandung Koordinator Jawa Barat Ferddy Rahmadi.

Menurut Ferddy, perang dagang antara AS dan China yang masih dalam tensi panas pascapenerapan tarif tambahan 10 persen untuk impor barang-barang China senilai USD300 miliar menjadi salah satu pemicu naiknya harga logam mulia itu.

Selain itu, situasi global lainnya juga kurang mendukung karena lima negara di dunia berisiko mengalami resesi ekonomi, yakni Jerman, Inggris, Italia, Brasil, dan Meksiko yang masuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia atau dikenal dengan G20.

Terlebih, Inggris pun baru keluar dari Uni Eropa (Brexit). "Situasi ekonomi global mendorong investor mencari alternatif investasi yang lebih aman, salah satunya emas," terang Ferddy di Bandung, Sabtu (17/8/2019).

Tidak hanya itu, kenaikan harga emas juga akibat peningkatan permintaan emas oleh bank-bank sentral di dunia. Berdasarkan data World Gold Council, transaksi emas sepanjang kuartal II-2019 mencapai 224 ton atau yang tertinggi dalam 19 tahun terakhir.

Naiknya permintaan emas juga didorong pernyataan Dana Moneter Internasional atau IMF pada Juli 2019 lalu yang menyebutkan, ekonomi dunia tahun 2019 ini hanya akan tumbuh 3,2 persen atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3 persen.

"Pasar saham global juga masih fluktuatif, sehingga membuat investor menjauh dari aset berisiko," katanya.

Meski begitu, lanjut Ferddy, Indonesia bisa tetap optimistis menatap tantangan perekonomian, khususnya di 2020. Hal ini sejalan dengan Pidato Nota Keuangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan, saat ekonomi negara-negara lain melambat, ekonomi Indonesia harus mampu tumbuh. Salah satu kuncinya, dengan meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM).

Selain itu, pemerintah juga tetap fokus menggenjot pembangunan infrastruktur yang tergambar dari anggaran pembangunan infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 yang mencapai Rp419,2 triliun. Angka tersebut naik 4,9 persen dari alokasi anggaran infrastruktur 2019 sebesar Rp399,7 triliiun.

"Situasi saat ini bisa menjadi peluang, asalkan harus jeli dan memanfaatkan setiap kesempatan agar Indonesia maju," tegasnya.

Ferddy menambahkan, masyarakat bisa memanfaatkan kondisi saat ini untuk berinvestasi emas karena harganya diperkirakan bakal menyentuh Rp800.000. Berdasarkan data PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, harga emas pada 16 Agustus 2019 tercatat Rp766.000 per gram.

Akan tetapi, investasi terhadap emas juga punya resiko, terutama saat ekonomi kembali pulih. Selain itu, investasi emas juga sebenarnya kurang berdampak positif terhadap sektor riil karena tidak terjadi perputaran uang.

"Harga emas semakin berkilau bisa jadi peluang bagi masyarakat untuk investasi atau menjualnya saat ini sebelum harganya anjlok kembali normal," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2526 seconds (0.1#10.140)