Kapolri Uji Disertasi Irjen Pol Boy Rafli Amar di Kampus Unpad

Rabu, 14 Agustus 2019 - 12:15 WIB
Kapolri Uji Disertasi Irjen Pol Boy Rafli Amar di Kampus Unpad
Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Komunikasi atas disertasi yang diajukan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Wakalemdiklat) Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian menjadi salah satu dari delapan penguji dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Komunikasi atas disertasi yang diajukan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Wakalemdiklat) Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, Rabu (14/8/2019). Sidang doktor tersebut berlangsung di Gedung Bale Sawal Rektorat, Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Irjen Boy Rafli Amar tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Unpad dengan nomor mahasiswa 210130140034. Tema disertasi yang diangkat mantan Kapolda Papua ini perihal manajemen media berjudul "Integrasi Manajemen Media Dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter".

Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian hadir didampingi oleh Kadivhumas Polri Irjen Pol M Iqbal dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi. Di luar Gedung Bale Sawala Rektorat Unpad, tampak ratusan karangan bunga ucapan selamat seperti dari Menkominfo Rudiantara, President Director PT Freeport Tony Wenas, Kabaintelkam Polri, dan Kapolda Metro Jaya.

Saat tiba di Gedung Bale Sawala Unpad, Kapolri langsung mengenakan baju toga. Selain Kapolri, ada tujuh penguji disertasi jenderal bintang dua tersebut. Mereka adalah Dr Dadang Rahmat Hidayat SSos.SH MSi, Dr Dadang Sugiana MSi, Prof Dr Deddy Mulyana MA PhD, Dr Edwin Rizal MSi, Dr Atwar Bajari MSi, Dr Ninis Agustini Damayani MLib, dan Dr Siti Karlinah MSi.
Kapolri Uji Disertasi Irjen Pol Boy Rafli Amar di Kampus Unpad

Dalam orasi ilmiahnya, Boy Rafli Amar mengatakan, disertasinya bertujuan mengkaji dan menganalisis manajemen media Polri dalam merespons dan membentuk opini publik, peran Divisi Humas sebagai pengelola manajemen media, implementasi cyber public relations Polri, dan integrasi manajemen media dalam strategi humas Polri.

"Disertasi ini merupakan studi kasus implementasi manajemen media sebagai salah satu program prioritas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pendekatan studi kasus digunakan untuk menjelaskan secara komprehensif suatu organisasi dan program yang dikembangkan oleh institusi Polri," kata Boy.

Pengumpulan data, ujar Boy, diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan yang memenuhi kriteria penelitian dan pengamatan partisipatif. Menurut Boy, interaksi publik dengan polisi dapat memberikan kontribusi besar bagi bangunan citra yang dimiliki oleh petugas kepolisian. Semakin positif pengalaman publik bersama polisi, semakin positif pula citra petugas di mata publik.

"Namun tidak dapat kita pungkiri, kinerja petugas kepolisian sering diterpa kritik tajam dari masyarakat. Kritik tersebut lahir karena ada harapan publik tentang sosok petugas kepolisian yang memiliki karakter sempurna dan dapat menjadi manusia 'super' pelindung masyarakat. Publik menginginkan polisi menjadi pahlawan yang selalu siap menjawab tantangan yang hadir di masyarakat," ujar dia.

Lulusan Akademi Kepolisian 88 itu memberikan beberapa catatan di antaranya menjadikan setiap anggota Polri sebagai agen kehumasan dalam proses interaksi polisi dengan masyarakat dapat berperan menjadi news maker dalam menampilkan kinerja positif di mata publik yang didukung semangat profesionalisme, bersikap simpatik, dan humanis.

"Polri perlu mendorong prakarsa publik menciptakan entitas kecerdasan melalui budaya literasi, Pos Gagasan (Polisi Optimis Sukses dengan Gagasan). Setiap anggota diharapkan memiliki kemampuan untuk orasi, menyusun narasi, dan artikulasi agar dapat mencegah berkembangnya cara berpikir sesat (logical fallacy) di masyarakat, sekaligus mengajak masyarakat untuk disiplin berpikir benar dan pro-logika," tutur Boy.

Lebih lanjut Boy mengungkapkan, perlu peningkatkan kapasitas personel di bidang cyber public relations. Karena itu, institusi Polri perlu membangun sarana pendidikan dan latihan kehumasan berbasis penggunaan teknologi.

"Tujuannya, mewujudkan polisi humanis dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dan menciptakan anggota Polri yang SMART (Sigap Mengelola Aspek Rasional Teknologi)," ujarnya.

Terakhir, dalam mewujudkan aktualisasi postur Polri profesional, modern dan tepercaya (Promoter), perlu mewujudkan anggota Polri yang memiliki kualifikasi PRIMA yaitu profesionalisme, responsif, integritas, modern dan adaptif.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8804 seconds (0.1#10.140)