Pemadaman Kebakaran di Ciremai dengan Water Bombing Nihil

Senin, 12 Agustus 2019 - 21:08 WIB
Pemadaman Kebakaran di Ciremai dengan Water Bombing Nihil
Dandim 0617/Majalengka Letkol Arm Novi Herdian dan bersama Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka Agus Permana di Posko Kebakaran. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Upaya pemadaman kebakaran di puncak Gunung Ciremai dengan menggunakan teknik water bombing belum membuahkan hasil. Kondisi cuaca menjadi kendala bagi helikopter untuk melakukan pemadaman.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka Agus Permana mengatakan, saat ini tidak ada penanganan pemadaman dengan menggunakan water bombing.

"Dua hari ini kegiatan water bombing tidak terlaksana karena kendala cuaca, baik karena angin kencang maupun kabut. Awan tebal di atas(puncak gunung)menghalangi pandangan pilot," kata Agus di Posko Kebakaran, Buper Cidawata, Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, Senin (12/8/2019).

Kendati demikian, ujar Agus, upaya pemadaman dengan water bombing kemungkinan masih akan dilakuan. Namun, pesawat yang akan digunakan berbeda dari pesawat yang telah didatangkan ke lokasi.

"Kami bersama Dandim mengusulkan ke komando di atas. Saya sudah melaporkan ke BPBD Provinsi Jabar dan BNPB untuk yang pertama, mengganti heli 412 ke yang lebih besar tenaganya dengan paket 4.000 sampai 5.000 liter air. Yang 1.000 (liter) itu tidak evektif untuk pemadaman. Jika belum juga mendapat solusi, kami mengusulkan hujan buatan," ujar dia.

Terkait lahan hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang terbakar, tutur Agus, dipastikan meluas. Bahkan lahan yang terbakar tidak lagi hanya di Kecamatan Argapura, melainkan sudah meluas ke daerah di dua kecamatan lain, Sindangwangi dan Rajagaluh.

"Informasi dari teman-teman yang naik itu sudah memasuki vegitasi hijau, artinya hutan hujan. Kemarin kan fokus api di sekitaran Kecamatan Argapura, sekarang sudah mengarah ke Kecamatan Sindangwangi dan Rajagaluh. Jadi sekarang ke arah Sadarehe (Desa Payung) dan Bantaragung (Kecamtan Sindangwangi). Dari masukan teman-teman itu sekitar (daerah) Batu Pesujudan dan Kawah Burung," tutur Agus.

Terkait penanganan setelah water bombing tidak dilakukan, Agus mengungkapkan, pemadaman dilakukan dengan menggunakan jalur darat.

"Kami tetap memakai tim darat. Artinya, tetap melakukan pemadaman, (dengan) peralatan manual dan sekat bakar, juga memakai jet sutter," ungkap Kepala BPBD Majalengka.

Di tempat sama, Dandim 0617/Majalengka Letkol Arm Novi Herdian menyatakan, pihaknya mendukung penuh proses pemadaman lahan yang sudah terjadi sejak Rabu (7/8/2019) lalu itu. Apalagi, telah dipercaya menjadi Dansatgas yang ditunjuk Pangdam III/Siliwangi.

"Kami sudah memetakan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan dan kendala apa yang harus kami siapkan (untuk diantisipasi). Harapan saya, tidak lebih dari 1x24 jam yang menjadi kekurangan sudah ditindaklanjuti," kata Novi.

Kendala pertama, ujar dia, permasalahan logistik. Terkait masalah itu, pihaknya memastikan besok sudah bisa diatasi.

"Dukungan logistik. Dalam waktu tidak boleh lebih dari satu hari dapur lapangan di sini harus sudah berdiri. Nanti akan di-support dari Datasemen Perbekalan dari Korem 063 Sunan Gunung Djati Cirebon dan Dinsos Kabupaten Majalengka," ujar dia.

Kemudian, tutur Novi, masalah perlengkapan. Sampai saat ini Kodim 0617/Majalengka tengah menginventarisasi. "Sore ini juga telah dilaporkan kepada Pangdam Siliwangi (Mayjen TNI Tri Soewandono) dan Bupati Majalengka (Karna Sobahi) untuk mendapatkan tindak lanjut," tutur Dandim.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7616 seconds (0.1#10.140)