Afgan Menepi Sejenak dari Dunia Musik

Senin, 12 Agustus 2019 - 11:11 WIB
Afgan Menepi Sejenak dari Dunia Musik
Suasana penuh haru mewarnai konser Dekade yang menjadi konser pamungkas Afgan sebelum rehat dari dunia musik dan fokus pada proyek musiknya di Amerika Serikat. Foto/KORAN SINDO/Ramadhan Adiputra
A A A
JAKARTA - Penyanyi Afgansyah Reza memanfaatkan konser Dekade untuk mengumumkan vakum dari dunia musik. Seperti apa dan kenapa hal itu terjadi?

Musisi Indonesia menggunakan banyak cara saat mengumumkan vakum atau mundur dari dunia yang membesarkan nama mereka. Bagi penyanyi solo Afgan Syahreza, hal itu dilakukannya dengan istimewa.

Afgan membutuhkan 23 lagu dan 41 musisi pendukung untuk pengumuman itu. Dari jumlahnya, tergambar jelas panjangnya perjalanan musik Afgan di Indonesia. Memulai karier sejak remaja, tepatnya di bangku sekolah menengah atas, Afgan menjelma menjadi penyanyi solo pria yang berkualitas. Lagu-lagunya begitu diapresiasi dan memiliki basis penggemar yang solid. Hebatnya, semua itu dia raih dalam kurun waktu 10 tahun.

Sebuah capaian yang terbilang menarik bagi penyanyi yang baru berumur 30 tahun. Konser Dekade merupakan salah satu bukti nyata betapa Afgan mampu menorehkan tinta emas di dunia musik Indonesia. Sebanyak 23 lagu dia dendangkan, 41 musisi pendukung dia hadirkan, dan 4 musisi tamu mendampingi Afgan menyanyikan lagu-lagu yang begitu dikenal oleh kuping masyarakat Indonesia. Jalannya konser juga begitu menarik dan spesial. Begitu berbeda dengan gelaran konser-konser sebelumnya. Konser Dekade Afgan berhasil memberikan testimoni perjalanan 10 tahun Afgan yang mengagumkan.

Testimoni itu bahkan terasa sangat emosional karena di tengah konser, Afgan mengumumkan rehat sejenak dari dunia musik dan coba fokus dengan berbagai proyek musik di Amerika Serikat. "Ini proyek kolaborasi dan terakhir saya. Sehabis ini pengin istirahat dulu dari industri musik. Sudah 11 tahun bermusik, setiap bulan ada saja single atau rilisan baru dan akhirnya merasa harus menepi sejenak. Mengasah kemampuan lagi dalam karier musik harus cari inspirasi insya Allah balik dengan karya baru," kata Afgan di tengah konser.

Bak kesempatan terakhir, Afgan seperti tak menyanyikan momen perpisahan sementara tersebut dengan Afganisme (fans Afgan). Alhasil, dia tampil begitu lepas dan banyak memberikan hal baru dengan banyak melakukan gerakan dan tarian koreografi yang dinamis. Atraksi visual berupa layar panggung dan lampu laser menjadi catatan tersendiri dalam konser kali ini. Semuanya pun semakin dikonsep dengan baik, Afgan hingga penampilan usai kompak mengenakan busana dengan nuansa chromatic .

Di bawah arahan music director Rishanda Singgih dan Marco Steffiano, dalam konsernya Afgan juga berkolaborasi dengan beberapa penyanyi dan musisi kebanggaan Indonesia seperti Dipha Barus, Rendy Pandugo, Marion Jola, dan masih banyak nama beken lainnya. Konser Afgan kali ini dimeriahkan dengan beberapa kejutan lagu recycle yang telah dipersiapkan dengan matang. Salah satunya Lenggang Puspita karya Guruh Soekarno Putra.

Akhirnya, untuk pertama kali sebuah lagu tribute dari Guruh Soekarno Putra juga turut mengiringi kemeriahan konser Afgan kali ini. Afgan pun mengaku cukup bangga dan senang dapat membawakan lagu Lenggang Puspita ke dalam konsernya. Selain itu, Afgan melakukan tribute untuk musisi Dian Pramana Putra. Dua lagu Biru dan Masih Ada milik Dian Pramana Putra dinyanyikan apik oleh Afgan. Di sini juga Afgan menceritakan pengalamannya saat memulai karier sebagai penyanyi. Afgan bercerita kariernya dimulai dari sebuah tempat rekaman kecil dan kemudian didengar oleh Dian Pramana Putra.

"Saat itu almarhum sangat percaya sama saya, dia bilang kamu bisa you gonna make it ," kata Afgan dalam konser Dekade Afgan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/8). "Buat anak 18 tahun saat itu sangat berarti. Buat saya, om Dian sangat luar biasa, dan saya akan bawakan lagu milik dia yang sudah di-remix ," katanya.

Tak ingin larut dalam rasa haru, penyanyi berdarah Minangkabau ini pun kemudian menghadirkan lagu yang mampu menghadirkan semangat dan kesan romantis bagi penonton, dimulai dengan Jodoh Pasti Bertemu, Cinta Dua Hati, Bawalah Cintaku yang membuat penonton pun tergerak untuk menggoyangkan badannya.

Tak ingin kehilangan momen, Afgan pun kembali hadir dengan deretan lagu hits - nya mulai dari Cintaku Bukan Cinta Biasa, Dia Dia Dia, Panah Asmara dan kembali. Lagu ini mampu membius penonton bergoyang mengikuti alunan musik. Afgan menyudahi konser karena sudah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung konser ini. Namun, akhirnya dia kembali dan menghadirkan lagu debutnya sebagai penyanyi, Terima Kasih Cinta. Lagu ini sekaligus dipilih menjadi sebuah bentuk ungkapan terima kasihnya kepada semua pihak yang men-support kariernya selama ini.

Di tengah lagu, giliran kedua orang tua Afgan dan Rizky Utami dari pihak label Trinity memberikan karangan bunga yang sontak menjadi momen emosional dan mengharukan di akhir konser yang dikemas dengan apik ini. Thomasmanggalla
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6794 seconds (0.1#10.140)