Water Bombing Dihentikan, Tim Gabungan Bertahan di Puncak Ciremai
A
A
A
KUNINGAN - Pemadaman kebakaran hutan di Gunung Ciremai menggunakan helikopter water bombing terpaksa kembali dihentikan akibat angin kencang di kawasan puncak Gunung Ciremai yang terbakar, Sabtu (10/8/2019) sore.
Sebelum dihentikan, helikopter sempat dua kali menyiramkan air ke titik api yang masih menyala di kawasan Sanggabuana di ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan, selain cuaca yang tidak mendukung, helikopter pun mengalami gangguan dan harus dilakukan maitenance.
"Pesawat akhirnya kembali mendapat di helipad Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan," sebut Agus.
Meski begitu, Agus meyakinkan, upaya pemadaman kebakaran menggunakan teknik water bombing ini sewaktu-waktu bisa dilanjutkan jika kecepatan angin stabil dan tidak banyak kabut.
"Namun, upaya manual melibatkan tim gabungan dan relawan tetap dilakukan, baik yang berada di wilayah Majalengka maupun Kuningan," katanya.
Agus menambahkan, berdasarkan data yang dikantonginya, hingga Sabtu (10/8/2019) sore, luas area yang terbakar sudah lebih dari 450 hektare di ketinggian 2.500-2.950 mdpl.
"Sebagian besar tanaman yang terbakar adalah cantiqi, edelweis, dan tanaman lainnya," sebut Agus.
Sebelum dihentikan, helikopter sempat dua kali menyiramkan air ke titik api yang masih menyala di kawasan Sanggabuana di ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan, selain cuaca yang tidak mendukung, helikopter pun mengalami gangguan dan harus dilakukan maitenance.
"Pesawat akhirnya kembali mendapat di helipad Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan," sebut Agus.
Meski begitu, Agus meyakinkan, upaya pemadaman kebakaran menggunakan teknik water bombing ini sewaktu-waktu bisa dilanjutkan jika kecepatan angin stabil dan tidak banyak kabut.
"Namun, upaya manual melibatkan tim gabungan dan relawan tetap dilakukan, baik yang berada di wilayah Majalengka maupun Kuningan," katanya.
Agus menambahkan, berdasarkan data yang dikantonginya, hingga Sabtu (10/8/2019) sore, luas area yang terbakar sudah lebih dari 450 hektare di ketinggian 2.500-2.950 mdpl.
"Sebagian besar tanaman yang terbakar adalah cantiqi, edelweis, dan tanaman lainnya," sebut Agus.
(abs)