Pemabuk Tak Bisa Leluasa Berkendara di Kota Bandung

Kamis, 08 Agustus 2019 - 12:05 WIB
Pemabuk Tak Bisa Leluasa Berkendara di Kota Bandung
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Polisi di Kota Bandung bakal mempersempit ruang gerak masyarakat yang kerap mengonsumi minuman beralkohol sambil berkendara. Polisi akan menggunakan alat pendeteksi kadar alkohol pengendara. Jika kedapatan mabuk, pengendara akan ditilang. Bahkan tak menutup kemungkinan surat izin mengemudi (SIM) pelaku disita dan dibekukan.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung Kompol Bayu Catur Prabowo mengatakan, Kota Bandung menjadi kota pertama yang menggunakan alat tersebut. Dengan alat tersebut dapat mencegah kecelakaan lalu lintas akibat konsumsi minuman keras.

"Jadi selama ini, pengguna alkohol yang bisa kami nilai cuma berdasarkan 'ah ini bau alkohol, ah ini mabuk'. Tapi kami tidak tahu kadar alkohol yang dikonsumsi orang itu. Nah kami nanti ada alat untuk melakukan tes kadar alkohol," kata Bayu di Balai Kota Bandung, Kamis (8/8/2019).

Bayu mengemukakan, salah satu alasan pengadaan alat tersebut diakibatkan beberapa kasus kecelakaan lalu lintas disebabkan pengemudi mabuk minuman keras. Terlebih tak sedikit tempat hiburan di Kota Bandung menjual minuman beralkohol.

"Kami akan melihat sejauh mana situasi di Kota Bandung ini, karena Bandung tempat hiburan ada dan tempat jual minuman ada, sehingga ini harus dilakukan ke penelitian. Bahkan ada juga orang yang minumnya di rumah terus dia keluar rumah pakai kendaraan," ujar Bayu.

Meski begitu, tutur Bayu, pihaknya hingga kini belum dapat mendata kecelakaan lalu lintas akibat sang pengemudi mabuk. Namun dengan alat pendeteksi tersebut, pihaknya juga bisa mencegah kecelakaan lalu lintas akibat minuman beralkohol. "Kecelakaan yang dilatarbelakangi alkohol ini masih belum terdata juga. Karena di rumah sakit belum ada alat untuk mengukur tentang kadar penggunaan alkohol."

Meski begitu, ungkap Bayu, alat pendeteksi alkohol buatan Jerman tersebut masih dalam proses penyempurnaan. Pihaknya juga bekerja sama dengan salah satu fakultas kedokteran untuk penggunaan alat tersebut.

"Kami masih nunggu alatnya. Kemarin, informasi dari kedokteran Unpad sudah masuk kalibrasi di Singapura setelah selesai uji coba, harapannya bisa secepatnya. Ada 30 orang yang dilatih dari Satlantas Polrestabes Bandung," pungkas Bayu.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1180 seconds (0.1#10.140)