Muhibbah Engineering Bidik 11,6 % Saham Bandara Kertajati

Rabu, 07 Agustus 2019 - 00:12 WIB
Muhibbah Engineering Bidik 11,6 % Saham Bandara Kertajati
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka menarik minat Muhibbah Engineering (M) Bhd untuk menanamkan modalnya.

Ketertarikan perusahaan kontruksi asal Malaysia tersebut dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam bursa penyertaan modal untuk mengakuisisi 11,6 persen saham BIJB dengan nilai konversi sebesar Rp291 miliar.

Ketertarikan tersebut ditunjukkan Managing Director Muhibbah Engineering (M) Bhd Mac Ngan Boon saat bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Kamis 1 Agustus 2019 lalu di Bandung.

Dalam kesempatan itu, turut hadir Kepala Biro Sarana Perekonomian Investasi dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sekretariat Daerah (Setda) Jabar Noneng Komara Nengsih serta Direksi BUMD PT BIJB selaku pengelola BIJB.

"Dari beberapa kali kunjungan Pak Gubernur (Ridwan Kamil) ke luar negeri, ternyata menunjukan hasil, misalnya perusahaan asal Malaysia ingin menindaklanjuti paparan ekonomi yang sebelumnya telah disampaikan Pak Gubernur untuk berinvestasi di Bandara Kertajati yang dikelola PT BIJB," ungkap Noneng Komara Nengsih di Bandung, Senin (6/8/2019).

Menurut Noneng, BIJB akan menjadi stimulus pengembangan kawasan ekonomi baru di wilayah timur Jabar, yakni Segitiga Rebana. Kawasan khusus tersebut, nantinya akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban, Subang dan Cirebon.

Menurut Noneng, Muhibbah sebagai salah satu calon investor telah menunjukan ketertarikannya berinvestasi untuk merealisasikan percepatan optimalisasi pembangunan di Jabar melalui BIJB. Apalagi, BIJB pun akan disokong kawasan aerocity seluas 3.480 hektare.

"Bandara Kertajati nantinya akan menjadi pintu gerbang Jawa Barat satu-satunya," katanya.

Direktur PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan, Pemprov Jabar telah menyetujui rencana pemenuhan modal PT BIJB sebesar 36,6 persen saham yang rencananya akan segera diakusisi dua calon investor, yakni Muhibbah sebanyak 11,6 persen dan 25 persen sisanya oleh PT Angkasa Pura (AP) II yang kini menjadi operator BIJB.

"Saat ini, PT BIJB sedang dalam proses penjualan saham sebanyak 11,6 persen kepada Muhibbah, sedangkan 25 persen kepada AP II. Untuk Muhibbah, saat ini sedang melakukan valuasi angka penawaran saham PT BIJB untuk kemudian bisa segera difinalkan," ungkap Singgih.

Singgih melanjutkan, beberapa pertanyaan fundamental dari calon investor pun sudah diklarifikasi langsung Gubernur Jabar Ridwan Kamil, di antaranya percepatan pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sebagai akses utama BIJB yang ditargetkan rampung 2020 sesuai komitmen pemerintah pusat. Selain itu, Gubernur pun siap menjadikan BIJB sebagai bandara terbesar di Jabar.

"Pemerintah provinsi sudah melakukan klarifikasi dan (Muhibbah) menanyakan hal-hal yg masih mengganjal, kemudian segera difinalkan untuk melakukan penawaran saham BIJB," terang Singgih.

Menurut Singgih, Muhibbah menjadi investor yang sangat serius untuk menanamkan modalnya di BIJB. Ketertarikan Muhibbah ini, kata Singgih, juga menjadi upaya ekspansi strategi jangka panjang mengingat pembangunan Jabar ke depan akan terkonsentrasi di kawasan timur Jabar.

"Mereka ini melihat adanya potensi bisnis besar dan mereka melihat bukan hanya bandaranya saja, tapi posisi yang sangat seksi untuk perdagangan dan perindustrian di sekitar Bandara Kertajati," katanya.

Singgih berharap, masuknya investor membantu pengembangan BIJB yang hingga kini terus mendapat tantangan dalam pengoperasiannya. Saat ini, sambung Singgih, BIJB sudah melayani 12 rute penerbangan ke berbagai daerah di Tanah Air.

Selain itu, layanan rute internasional juga akan segera dioptimakan dengan dibukanya layanan umrah regular pada September 2019 mendatang. Layanan kargo pun sudah bisa digunakan untuk incoming, sedangkan outgoing dilakukan dalam waktu dekat.

Untuk diketahui, Pemprov Jabar hingga kini masih menjadi pemegang saham mayoritas BIJB atau 97 persen, sedangkan tiga persen sisanya dimiliki BUMD Jabar, yakni PT Jasa Sarana dan Koperasi Konsumen Praja Sejahtera (KPPS) Jabar.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9336 seconds (0.1#10.140)