Pemerintah Minta Petani Garam Mulai Terapkan Teknologi Prisma

Selasa, 06 Agustus 2019 - 01:59 WIB
Pemerintah Minta Petani Garam Mulai Terapkan Teknologi Prisma
Jajaran Kemenko Kemaritiman meninjau tambak garam yang sudah menerapkan teknologi prisma di Kabupaten Cirebon, Senin (5/8/2019). Foto/Istimewa
A A A
CIREBON - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman meminta petani garam mulai menerapkan teknologi prisma untuk menjaga kualitas garam sekaligus mengatasi anjloknya harga garam, khususnya saat musim kemarau.

Melalui teknologi modern tersebut, garam dapat dipanen setiap musim dengan harga jual yang cukup tinggi karena lebih berkualitas. Dengan teknologi itu pun, para petani garam diharapkan terbebas dari persoalan rendahnya harga jual garam.

Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan, teknologi prisma sudah diterapkan di sejumlah negara maju, untuk menjaga kualitas dan stabilitas harga garam.

"Kami meminta seluruh petani garam di Indonesia mulai menerapkan teknologi prisma ini," pinta Agung saat meninjau tambak garam yang sudah menerapkan teknologi prisma di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Senin (5/8/2019).

Agung menjelaskan, dengan teknologi biasa, petani garam membutuhkan waktu tujuh hari untuk panen. Namun, dengan teknologi prisma ini, waktu yang dibutuhkan hingga panen selama 24 hari.

"Lewat teknik prisma, derajat keasaman garam bisa mencapai ph 24. Sehingga, garam ini dapat dijual Rp1.500 per kg, bahkan lebih tinggi," katanya.

Ketua Kelompok Petani Garam, Supendi mengakui, dengan teknologi prisma, tambak garam seluas 2,5 hektare mampu menghasilkan garam sebanyak 300 kuintal dalam sekali panen.

Dia pun mengajak para petani garam untuk menerapkan teknologi kristal, agar harga garam tetap terjaga meskipun di musim kemarau.

"Teknologi ini dapat memisahkan air hujan dan air laut," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1994 seconds (0.1#10.140)