Warga dan Pedagang di Tangkuban Parahu Gelar Istigasah

Senin, 05 Agustus 2019 - 22:58 WIB
Warga dan Pedagang di Tangkuban Parahu Gelar Istigasah
Warga dan pedagang di TWA Tangkuban Parahu menggelar istighosah dan doa bersama, Senin (5/8/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Warga dan pedagang di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu yang berasal dari Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menggelar istigasah di pintu masuk objek wisata yang sedang ditutup ini, Senin (5/8/2019).

Istigasah dan doa bersama yang diikuti ratusan warga ini guna meminta keselamatan dan agar Gunung Tangkuban Parahu yang kini berstatus level II (waspada) dapat kembali normal seperti semula.

Ketua RW 6 Desa Cikole, Ishak Geri mengatakan, erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu sangat berdampak kepada warga Cikole. Sebab, dari sekitar 1.200 pedagang di sekitar TWA Gunung Tangkuban Parahu, sebagian besarnya merupakan warga Cikole. Akibat erupsi, warga tidak bisa berdagang karena TWA Tangkuban Parahu ditutup dan kondisi ini sudah berjalan hampir dua pekan.

"Warga kami (pedagang) pengen kondisi normal lagi, bisa jualan lagi, dan punya penghasilan. Tapi kalau kondisi ditutup ya otomatis mereka tidak punya penghasilan. Semoga dengan doa bersama ini kondisi kembali normal," tuturnya seusai doa bersama.

Hal tersebut diamini oleh salah seorang pedagang, Hendi (39). Pria yang biasa berjualan kerajinan dan souvenir boneka di sekitar Kawah Ratu ini kini terpaksa berjualan dari satu tempat ke tempat wisata lainnya di sekitar Lembang demi menyambung hidup. Sebab, selama TWA Gunung Tangkuban Parahu tutup, dia pun praktis kehilangan mata pencaharian yang menjadi andalan keluarganya.

"Ya harus jualan, kalau gak jualan gak ada pemasukan. Jualannya dimana saja, di tempat-tempat yang banyak wisatawan, tapi masih di sekitaran Cikole atau pintu gerbang Tangkuban Parahu," katanya.

Tokoh agama Desa Cikole, Ustaz Yandi mengatakan, istigasah sengaja digelar agar masyarakat, khususnya yang tinggal berdekatan dengan Gunung Tangkuban Parahu bisa tetap tenang.

Istigasah pun menjadi pengingat agar masyarakat tidak takut dan tetap bertawakal kepada sang pencipta. Menurut dia, istigasah ini diinisiasi oleh tokoh agama setempat lalu diinformasikan ke masyarakat, sehingga banyak warga yang hadir.

"Kami berharap pascadoa bersama ini, kondisi Gunung Tangkuban Parahu bisa segera normal kembali. Sehingga, masyarakat khususnya pedagang bisa kembali mencari nafkah," katanya.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), hingga Senin (5/8/2019) Gunung Tangkuban Parahu masih berstatus waspada. PVMBG juga merekomendasikan agar dalam radius 1,5 km dari bibir kawah tidak terdapat aktivitas karena erupsi masih terus terjadi.

Berdasarkan data seismogram, gempa tremor yang terekam sejak pukul 06.00-12.00 WIB memiliki amplitudo 35-50 milimeter, tapi dominan 50 milimeter.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6893 seconds (0.1#10.140)