Dedi Mulyadi Usulkan Daun Jati Dijadikan Pembungkus Daging Kurban

Minggu, 04 Agustus 2019 - 15:02 WIB
Dedi Mulyadi Usulkan Daun Jati Dijadikan Pembungkus Daging Kurban
Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi memberi contoh penggunaan daun jati untuk membungkus daging di Pasar Leuwi Panjang, Purwakarta, Minggu (4/8/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Menjelang perayaan Idul Adha 1440 Hijriah, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan penggunaan daun jati sebagai pembungkus daging kurban. Menurut Dedi, selain ramah lingkungan, penggunaan daun jati sebagai pembungkus daging juga menjadi bagian tradisi masyarakat Jabar.

Para orang tua dulu, kata Dedi, mengajarkan penggunaan daun jati sebagai pembungkus daging, agar kualitas daging lebih terjaga. "Jadi dibungkusnya bukan lagi pakai plastik, tetapi pakai daun jati. Bukan hanya efektif membungkus, tetapi hawa harum dari daunnya itu memberikan efek pada daging serta mampu menjaga kualitas daging," tutur Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (4/8/2019).

Dedi pun mengaku sudah memberikan contoh penggunaan daun jati kepada para pedagang daging di Pasar Leuwi Panjang, Kabupaten Purwakarta pada Minggu (4/8/2019) pagi. Selain kepada pedagang, Dedi mengenalkan daun jati sebagai pembungkus daging kepada masyarakat yang berbelanja di pasar tersebut.

Tidak sedikit ibu-ibu, terutama ibu muda yang heran menyaksikan Dedi membungkus daging dengan daun jati yang diikat tali bambu dengan cepat dan baik. Dedi mengaku, keahliannya membungkus daging dengan daun jati merupakan hal biasa. Terlebih, dahulu dirinya sering membuat tali dari bambu untuk dijual kepada pedagang di sekitar rumahnya.

"Kan dulu sebelum ke sekolah sering membuat tali dari bambu. Bahkan, ibu saya berbelanja bawa kantong sendiri. Kalau daging dibungkus pakai daun dan dimasukin ke sain atau wadah dari anyamam bambu yang besar," ungkapnya.

Pria yang pernah menjadi Bupati Purwakarta dua periode tersebut menyarankan agar pemerintah daerah juga menyempurnakan regulasi penggunaan plastik, di antaranya membuat regulasi penggunaan daun untuk membungkus daging bagi pedagang. "Jangan sampai hanya pada kurban saja, tapi buat regulasi agar penggunaan daun sebagai pembungkus digunakan untuk keseharian," katanya.

Dedi yakin, regulasi tersebut akan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Apalagi, dampak penggunaan plastik saat ini sudah cukup mengkhawatirkan. "Selama ini, plastik menjadi problem kehidupan masyarakat, bahkan sampai tingkat berbahaya bagi lingkungan. Di rumah tidak pernah lepas dari plastik, selokan, sungai besar, bahkan di laut sampah plastik sudah mengkhawatirkan dan gampang ditemui," ujarnya.

Selain memberikan efek positif bagi lingkungan, lanjut Dedi, penggunaan daun jati juga bakal membangun kreativitas masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Apalagi, daun jati yang berserakan selama ini kurang dimanfaatkan dengan baik. "Kan nanti anak-anak sekolah bisa mendapatkan aktivitas dan kreasi yang menghasilkan. Tinggal dihitung berapa per lembar plus talinya, jadi bisa dimanfaatkan. Lingkungan terjaga, dapat juga keuntungan," jelasnya.

Dedi menambahkan, di berbagai wilayah, khususnya Jabar seperti Purwakarta, Indramayu, dan Cirebon, banyak terdapat pohon jati sehingga kebutuhan pedagang terhadap daun jati pun bisa tercukupi.

"Mudahlah mendapatkan daun jati, hampir di semua wilayah bisa didapatkan. Nanti tinggal drop saja, mau itu pasar di Bandung atau Jakarta, satu truk kan udah banyak," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.3640 seconds (0.1#10.140)