Napak Jagat Pasundan Elaborasikan Seni Tradisional Bandung Raya

Minggu, 04 Agustus 2019 - 14:24 WIB
Napak Jagat Pasundan Elaborasikan Seni Tradisional Bandung Raya
Pengisi acara Napak Jagat Pasundan saat menampilkan pertunjukan seni tradisi pada acara Coklat Kita Napak Jagat Pasundan (NJP) di Lapangan Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Sabtu (3/8/2019). Foto SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Pagelaran Coklat Kita Napak Jagat Pasundan (NJP) sukses mengelaborasikan puluhan pelaku seni tradisional di Bandung raya menjadi tontonan menarik. Pagelaran ini menjadi hiburan tradisional mengasyikkan di tengah perkembangan zaman yang serba pop.

Digelar di Lapangan Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (3/8/2019), NJP mendapat respons positif dari masyarakat sekitar. Ribuan warga membanjiri acara NJP yang digelar sejak pukul 15.00 WIB hingga malam. Tak hanya kalangan tua, kawula muda juga turut larut dalam berbagai pertunjukan menghibur itu.

Pagelaran yang dibuka pertunjukan pencak silat, dilanjutkan bermain permainan tradisional lisung, serta penampilan Calung Bentar. Pada permainan lisung misalnya, Ega memandu masyarakat yang hadir bermain lisung bersama. Menariknya, hanya dengan hitungan menit, permainan lisung ini mampu membentuk ritme irama menarik diiringi gerak tubuh.

Selepas salat isya, acara berlanjut menampilkan kolaborasi Ega Robot (kecapi) dan Iman Jimbot (suling). Kemudian di panggung utama tampil narasi puisi tentang Sunda dari kang Dodi Kiwari, yang disusul kolaborasi tari Jaipong kreasi dari sanggar Sawargi dan Cantika Studio.
Napak Jagat Pasundan Elaborasikan Seni Tradisional Bandung Raya

Hadir juga Kaulinan Lembur Sunda Perceka, Calung NJP, Merinding Cekas Kasunda, kolaboras Jimbot and Friend bersama Kartun Project & Sawargi, kolaborasi Ega Robot Percussion dengan Pencak Silat padepokan Raga Mekar Panglipur, dan jaipong Sadrina IMB.

Di Pengujung acara, Doel Sumbang tampil dengan lagu Urang Sunda, kolaborasi dengan Ega Robot Percussion. Sebagai pamungkas, lagu Arti Kehidupan dibawakan seluruh pengisi acara pada sesi akhir, yang menandakan Napak Jagat Pasundan wilayah Bandung raya selesai.

Ade Ruci, perwakilan dari Calung Bentar mengaku bangga bisa bergabung bersama seniman tradisional lainnya tampil di acara NJP. Grup calung yang berdiri sejak 2005 ini mengaku sangat sedikit pihak yang mengapresiasi dan mewadahi seni tradisi tampil di acara besar.

Hal senada juga disampaikan Iman Jimbot. Menurut dia, banyak seni tradisional yang bagus namun jarang terekspose. Melalui wadah NJP ini, mereka bisa menyalurkan kemampuan berkeseniannya. "Di daerah banyak seni yang masih natural. Selama ini banyak nggak terekspose. Dengan acara seperti ini, semangat mereka terdorong untuk terus eksis," kata dia.

Menurut Perwakilan Coklat Kita Bonny ST, pagelaran ini menampilkan tujuh sanggar atau paguron terpilih dan hasil kolaborasi 37 sanggar. Salah satu kriteria pemilihannya, adalah keunikan dan sudah sangat lama tidak muncul.

Kesenian-kesenian itu di antaranya Calung Bentar Kota Bandung, Sanggar Cantika Studio Kabupaten Bandung, Karinding Cekas Kasunda Kabupaten Bandung, Kaulman Lembur Sunda Perceka Kabupaten Bandung Barat; Pencak Silat Padepokan Raga Mekar Panglipur Kota Bandung, Kartun Project dan Sawargi Kabupaten Cianjur yang tampil bersama talent NJP Kang Dodi Kiwari, Calung NIP, Ega Robot Ethnlc Percussion, Jimbot and Friend, Sandnna (IMB), dan Doel Sumbang.

"Rangkaian Coklat Kita Napak Jagat Pasundan 2019 ini tidak berhenti di KBB. Selanjutnya akan berlanjut di beberapa tempat di Jawa Barat, mewakili wilayah. Misalnya Cirebon, Priangan, dan lainnya. Kami berharap, NJP menjadi tuntunan agar budaya Sunda tetap hidup dan berkembang di masyarakat," imbuh dia.
Napak Jagat Pasundan Elaborasikan Seni Tradisional Bandung Raya

NJP dikemas latar tradisional, dengan konsep bambu seperti booth, panggung, serta ornamen-ornamen pendukung lainnya. Pengunjung juga bisa menikmati booth Kaulinan Lembur, booth budaya, booth linting Anugerah Alam Indonesia, dan lainnya.

Ega Robot mengatakan, NJP masuk tahun ketujuh ini terus konsisten mengangkat budaya lokal. Namun, untuk tahun ini NJP hadir dengan konsep baru, dengan lebih dalam menggali potensi lokal melalui paguron, sanggar senam, atau komunitas budaya. "Total ada empat tahapan untuk NJP tahun ini. Dan pagelaran ini adalah akhir dari empat tahapan itu," jelas dia.

Tahap pertama dimulai dengan Gunen Catur, berupa kegiatan silaturahmi dan riungan dari sanggar/paguron bersama Coklat Kita dan Duta Napak Jagat Pasundan dengan konsep ngadu bako. Membahas manajemen sanggar bersama Kang Dodi Kiwari dan Kang Opik dari Saung Angklung Udjo.

Rangkaian kedua adalah Lembur Kuring untuk melihat penampilan sanggar. Dilanjutkan prosesi ketiga yaitu tahap latihan bersama untuk pengemasan pertunjukan yang apik dan menarik. Terakhir, jangkauan hariring yang merupakan bentuk pagelaran di depan khalayak.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1434 seconds (0.1#10.140)