Tangkuban Parahu Kembali Erupsi, Emil: Taati Rekomendasi PVMBG

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 18:18 WIB
Tangkuban Parahu Kembali Erupsi, Emil: Taati Rekomendasi PVMBG
Asap letusan Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (2/8/2019) pukul 06.07 WIB. asap erupsi berwarna putih tebal, tekanan sedang, dan bergerak ke arah Barat Laut. Foto/Istimewa/PVMBG
A A A
BANDUNG - Gunung Tangkuban Parahu kembali erupsi sejak Kamis 1 Agustus 2018 malam hingga Jumat (2/8/2019) pagi. Dalam rentang waktu tersebut, terjadi beberapa kali erupsi di gunung yang juga menjadi objek wisata pavorit tersebut.

Kondisi tersebut membuat Pusat Vuknanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan level status Gunung Tangkuban Parahu dari sebelumnya normal (level I) menjadi waspada (level II), Jumat (2/8/2019) dini hari dan mengeluarkan rekomendasi untuk menjauhi radius 1,5 km dari Kawah Ratu tempat erupsi terjadi.

Menyikapi kondisi tersebut, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, semua pihak harus menaati rekomendasi PVMBG, termasuk pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu untuk menutup objek wisatanya demi keamanan dan keselamatan pengunjung TWA Tangkuban Parahu.

"Saya imbau pengelola (TWA Tangkuban Parahu) untuk ikut arahan ilimiahnya PVMBG. Kalau rekomendasinya ditutup, silahkan menyesuaikan kalau sudah aman, silakan buka lagi," ujar Gubernur di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (2/8/2019).

Menurut Gubernur yang akrab disapa Emil itu, persoalan objek wisata di kawasan gunung berapi bukanlah persoalan sederhana. Pasalnya, ancaman erupsi seperti yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu dapat mengancam keselamatan wisatawan TWA Tangkuban Parahu.

Sebelumnya, pascaerupsi yang terjadi Jumat 26 Juli 2019 lalu, TWA Tangkuban Parahu sempat ditutup beberapa hari. Pemprov Jabar bersama pihak terkait pun kemudian menggelar rapat koordinasi dan hasilnya memberikan rekomendasi TWA Tangkuban Parahu dibuka kembali , Kamis 1 Agustus 2019.

"Keputusan tersebut diambil berdasarkan data saat rapat yang dinyatakan Tangkuban Parahu sudah tidak terjadi erupsi. Hanya saja, saat ini terjadi dinamika yang fluktuatif. Saya kira menyesuaikan. Tidak bisa juga dibuka selamanya atau ditutup selamanya, menyesuaikan situasi saja," jelas Emil.

Meski begitu, Emil kembali menegaskan, erupsi yang kembali terjadi di Gunung Tangkuban Parahu merupakan erupsi freatik, bukan magma. Namun, Emil mengimbau masyarakat tetap waspada dalam menyikapi erupsi tersebut.

"Harap diingat, erupsi Tangkuban Parahu freatik ya, artinya bukan magmanya, hanya atasnya saja. Gampang surut, tapi frekuensinya bisa sering. Ini mah hanya masalah kewaspadaan saja," katanya.

Diketahui, erupsi kembali terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Kamis 1 Agustus 2019 malam. Erupsi tersebut terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi ± 3 menit 6 detik. Erupsi berlanjut pada Jumat (2/8/2019).
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2996 seconds (0.1#10.140)