Caleg Terpilih PKB Jangan Bermain-main dengan Mandat Rakyat

Selasa, 30 Juli 2019 - 11:43 WIB
Caleg Terpilih PKB Jangan Bermain-main dengan Mandat Rakyat
Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda menyampaikan peringatan keras bagi seluruh caleg terpilih PKB untuk tidak main-main dengan mandat rakyat. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat Syaiful Huda menyampaikan peringatan keras bagi seluruh calon anggota legislatif (caleg) terpilih PKB untuk tidak main-main dengan mandat yang telah diberikan rakyat.

Huda menegaskan, kader PKB yang terpilih menjadi anggota DPRD kabupaten/kota dan provinsi di Jabar harus bersungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan umat dan rakyat. Jika tak mampu melaksanakannya, caleg terpilih yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.

"Kalau jadi anggota dewan hanya ngabsen lalu duduk-duduk saja, saya secara pribadi meminta untuk mundur. Sekali lagi, kalau ada anggota DPRD yang hanya mengurus kepentingan diri sendiri, saya minta untuk mengndurkan diri dari sekarang karena masih banyak yang mau berjuang untuk kepentingan umat dan rakyat," tegas Huda dalam kegiatan Sekolah Peduli Umat Melayani Rakyat (PUMR) di Hotel Sheraton, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Senin (29/7/2019) malam.

Huda juga menegaskan, kader PKB yang terpilih sebagai anggota legislatif, termasuk semua kader harus menghormati dan menjadi penerus para kyai, ajengan, dan tokoh masyarakat seperti Kiai Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH Abdurrahman Wahid, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muhith Muzadi yang telah tulus dan ikhlas mendirikan PKB tanpa pamrih. Para tokoh besar itu, kata Huda, membangun PKB semata-mata hanya untuk kepentingan umat dan rakyat.

"PKB adalah napas dari perjuangan para ulama. Sesungguhnya di pundak kita dititipkan untuk melanjutkan perjuangan para ulama, ajengan, dan masyarakat, termasuk di dalamnya nahdliyin, khususnya di Jawa Barat," papar Huda.

Huda melanjutkan, Sekolah PUMR yang digelar DPW PKB Jabar merupakan bagian ikhtiar partainya untuk mengingatkan bahwa PKB sebagai partai Islam terbesar di Indonesia, bahkan di seluruh dunia yang dilahirkan dari rahim para kiai dan ajengan untuk perjuangan umat dan rakyat.

Selain itu, melalui Sekolah PUMR, pihaknya menginginkan konsep diri dan citra diri kader PKB yang duduk di DPRD kabupaten/kota dan provinsi di Jabar menjadi kader terbaik untuk lima tahun ke depan. Hal itu, tegas Huda, sudah tidak bisa ditawar lagi dan mulai dari sekarang harus bermutasi diri.

"Karena mau tidak mau, ibu dan bapak-bapak telah menjadi wakil rakyat. Oleh karenanya, jangan bermain-main dengan mandat rakyat ini. Ibu dan bapak-bapak harus berani dan produktif menjadi pengawas eksekutif di kabupaten serta kota masing-masing dan mampu menjadi pelopor perjuangan untuk kepentingan rakyat," paparnya.

Huda mengatakan, kader PKB yang terpilih menjadi anggota legeslatif banyak yang berlatar belakang ajengan, ustaz, dan santri. Oleh karenanya, butuh perubahan pola pikir untuk menjadi legislator tanpa meninggalkan menggaji dan mengurus majlis taklim.

"Ketika masuk dewan harus ngerti pemerintahan, fungsi penganggaran. Kuncinya, kalau jadi anggota dewan tidak mau belajar berarti sudah mengkhianati nalar publik dan konstituen, menjadi dewan itu harus cerdas," katanya.

Para calon tenaga ahli DPRD juga akan dididik dalam Sekolah PUMR, agar agenda perjuangan ahlusunah waljamaah masuk dalam perjuangan para anggota DPRD. "Stop pandangan fraksi yang hanya biasa-biasa saja," ujarnya.

Terakhir, Huda meminta caleg terpilih PKB membuat peraturan daerah yang peduli umat melayani rakyat sebagai alat perjuangan masyarakat. Dalam waktu dekat, sebut Huda, perda pembangunan desa bisa dibuat dan didorong di setiap kabupaten masing-masing.

"Saatnya PKB menjadi subjek, bukan menjadi objek perjuangan. Kita harus menentukan harga perjuangan masa depan bangsa kita," tandas Huda.

Sementara itu, Ketua Panitia Sekolah PUMR Muhammad Dawam menyebutkan, Sekolah PUMR diikuti 126 caleg terpilih PKB dari total caleg terpilih PKB sebanyak 133 orang. Sedangkan tujuh orang sisanya tengah menjalankan ibadah haji.

"Kami juga menyampaikan permohonan maaf atas perubahan tempat, tadinya Sekolah PUMR akan dilaksanakan di Sariater Subang. Tapi karena ada erupsi Tangkuban Parahu, maka kami mencari lokasi yang berbeda," katanya.

Dawam menambahkan, dari 133 caleg terpilih PKB pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 lalu, dua orang di antaranya masih berusia relatif muda, yakni 20 tahunan. "Sementara yang berusia 30 tahunan sebanyak 30 orang dan usia 40-an 38 orang. 50 tahunan 25 orang, 60 tahunan empat orang, dan 70 tahunan satu orang," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6243 seconds (0.1#10.140)