Soal Kebocoran Minyak Pertamina, Bupati Karawang Diminta Tegas

Minggu, 28 Juli 2019 - 20:59 WIB
Soal Kebocoran Minyak Pertamina, Bupati Karawang Diminta Tegas
Warga Pesisir Karawang antre berobat di Posko Kesehatan yang didirikan Pertamina. Foto/SINDOnews/Nila Kusuma
A A A
KARAWANG - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana harus mengambil langkah tegas terkait kebocoran minyak dan gas dari proyek Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pesisir Utara Karawang tak kunjung bisa diatasi. Akibat peristiwa itu, kawasan terdampak mulai menyebar ke banyak desa di Karawang.

Dari semula hanya lima desa yang terdampak, hingga Minggu (28/9/2019) ini sudah tujuh desa yang tercemar tumpahan minyak. Masyarakat pesisir Karawang juga mulai merasakan gangguan kesehatan seusai membersihkan tumpahan minyak tersebut.

"Pemkab Karawang harus melihat peristiwa ini sebagai masalah serius dan harus diselesaikan hingga tuntas. Saya setuju Pemkab menuntut Pertamina bertanggung jawab membantu warga yang terdampak. Tapi bukan hanya itu bentuk tanggung jawab Pertamina, tapi juga dampak yang luas seperti kerusakan lingkungan, itu juga harus jadi prioritas untuk diselesaikan," kata pemerhati lingkungan Nace Permana, Minggu (28/7/2019).

Menurut Nace Permana, tingkat penyebaran limbah minyak Pertamina terus meluas hingga saat ini mencapai tujuh desa terdampak. Masalahnya kemudian bertambah ketika masyarakat pesisir yang membantu Pertamina membersihkan limbah minyak tersebut mulai mengeluhkan kesehatannya, seperti tangannya panas, pusing- pusing, hingga mual.

"Limbah minyak itu merupakan limbah B3 yang cukup berbahaya. Risiko bukan hanya ditanggung warga setempat tapi lingkungan sekitar dan biota laut juga pasti terdampak," ujarnya.

Nace Permana meminta Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bersikap tegas terhadap Pertamina dengan menuntut kompensasi yang lebih besar, bukan hanya kerugian warga sekitar tapi juga kerugian lingkungan juga perlu menjadi perhatian. "Faktor kerusakan lingkungan harus juga jadi pertimbangan yang harus dipertanggungjawabkan Pertamina," tegasnya.

Menurut Nace Permana, insiden bocoran minyak Pertamina ini harus diusut tuntas apakah ini sebuah kelalaian yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Apalagi, kasus ini pernah terjadi sebelumnya di Laut Karawang. "Jangan hanya dilihat sebagai musibah tapi kasus ini harus diusut secara hukum untuk mencari apakah ada pelanggaran hukum di sana," katanya.

Sementara itu VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, mengantisipasi gangguan kesehatan pihak Pertamina membuka empat posko kesehatan di Cemarajaya, Sungaibuntu, Sedari, dan di Pantai Mutiara. Layanan kesehatan diberikan kepada warga pesisir yang terdampak bocoran minyak Pertamina. "Pasien yang datang di empat posko ini cukup banyak sekitar 120 orang sampai hari ini," ujar Fajriyah.

Menurut Fajriyah, kebanyakan pasien yang datang ke Posko Kesehatan Pertamina mengeluhkan penyakit gatal- gatal, pegal, atau hipertensi. "Hingga kini belum ditemukan penyakit yang diakibatkan dampak langsung dari tumpahan minyak."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9278 seconds (0.1#10.140)