Siswa Dreamable Belajar Bermain Angklung di Desa Wisata Kertajaya

Sabtu, 27 Juli 2019 - 23:32 WIB
Siswa Dreamable Belajar Bermain Angklung di Desa Wisata Kertajaya
ABK dari Sekolah Dreamable, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, saat mengikuti wisata edukasi di Desa Wisata Kertajaya, Padalarang, KBB, Sabtu (27/7/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) Sekolah Dreamable di Desa Tegal Luar, Bojongsoang, Kabupaten Bandung merasakan wisata edukasi di Desa Wisata Kertajaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (27/7/2019).

Wisata edukasi yang digelar di Bale Seni Barli, Kota Baru Parahyangan ini, diisi dengan berbagai aktivitas, mulai dari mewarnai di atas gerabah, bermain angklung, serta menonton panggung boneka tentang kesehatan yang dibawakan oleh petugas Puskesmas Koja, Jakarta Utara, binaan Terminal BBM (TBBM) Jakarta Group.

Operation Head TBBM Bandung Group Pertamina Marketing Operation Region III, Bambang Soeprijono mengatakan, Sekolah Dreamable merupakan sarana pendidikan bagi ABK, terutama yang berasal di sekitar wilayah Desa Tegal Luar. PT Pertamina (Persero) ikut mengembangkan sekolah ini sebagai salah satu program corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan di bawah asuhan TBBM Bandung Group.

"Kami ingin berbagi keceriaan dengan siswa-siswi ABK dari Sekolah Dreamable ini di Desa Kertajaya Creative Destination. Apalagi ini momennya juga masih berdekatan dengan Hari Anak Nasional, jadi mengajak mereka melakukan kegiatan yang jarang atau bahkan belum pernah dilakukan," tuturnya kepada wartawan.

Sekolah tersebut saat ini mendidik 35 ABK dengan rentang usia 7-22 tahun. Aktivitas belajar mereka sederhana, seperti melukis, mewarnai, berkebun, serta olah raga yang menjadi kesibukan sehari-hari. Menurutnya, ABK memiliki keunikan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Beberapa ciri yang menonjol, yakni mereka tidak suka bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan dengan orangtuanya sendiri.

Meski sebagian anak telah berusia remaja belasan tahun, namun secara psikologis perilaku dan pola pikirnya setara dengan anak usia 8 tahun. Oleh sebab itu, dengan kehadiran Sekolah Dreamable, PT Pertamina (persero) ingin memberikan mereka keterampilan dasar supaya bisa hidup mandiri di tengah masyarakat. Pada kesempatan ini, Pertamina juga memberikan bantuan mobil Dreamable, untuk memudahkan pengajar Dreamable dalam mengantar dan menjemput ABK untuk sekolah.

"Kami berharap, Sekolah Dreamable menjadi solusi mewujudkan kemandirian ABK. Kami juga memberikan pelatihan kepada guru di sekolah ini seperti dengan studi banding ke Pertamina Boyolali untuk belajar kemampuan membatik, sehingga diharapkan bisa memberi nilai tambah ekonomis kepada guru dan masyarakat sekitar," ucapnya.

Ketua Yayasan Hidayah yang menaungi Sekolah Dreamable, Cecep Hidayat menyebutkan, awalnya sekolahnya dirintis oleh dua guru. Sekarang sekolah khusus ABK ini terus berkembang dan memiliki 10 guru ada dari Ciamis, Sumedang, dan Lombok yang secara sukarela mengajar. Kini tercatat ada 35 siswa yang mengikuti pembelajaran di Kampung Cibisoro, Desa Bojongsari, Kabupaten Bandung dan mereka berasal dari keluarga kurang mampu yang ada di Kecamatan Bojongsoang.

"Kami cukup terbantu dengan adanya bantuan CSR dari Pertamina karena bisa memberikan edukasi yang baru kepada siswa di Desa Kertajaya Creative Destination, termasuk bantuan kendaraan sehingga bisa jadi fasilitas antar jemput. Selama ini guru biasanya menjemput anak-anak pake motor dengan membonceng 3-4 siswa untuk bersekolah," terangnya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3417 seconds (0.1#10.140)