Pascaerupsi, Aktivitas Warga Sekitar Gunung Tangkuban Parahu Normal

Sabtu, 27 Juli 2019 - 20:13 WIB
Pascaerupsi, Aktivitas Warga Sekitar Gunung Tangkuban Parahu Normal
Bah Abas (65), warga Desa Cikole, Kecamatan Lembang, KBB mengaku, aktivitasnya dan warga sekitar Gunung Tangkuban Parahu tetap normal pascaerupsi. Foto/SINDOnews/Didin Jalaludin
A A A
BANDUNG BARAT - Pascaerupsi, aktivitas penduduk di sekitar kawasan Gunung Tangkuban Parahu terpantau normal, meskipun aparat keamanan melarang mereka mendekat ke area gunung api yang juga objek wisata itu untuk sementara waktu.

"Sejauh ini, aktivitas warga di sini normal. Tapi, untuk sementara kita dilarang masuk ke areal wisata kawah. Sekarang kan sementara waktu objek wisata (Tangkuban Parahu) juga ditutup," ujar Bah Abas (65) warga Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ditemui di kaki Gunung Tangkuban Perahu, Sabtu (27/7/2019).

Menurutnya, permukiman penduduk yang berdekatan dengan Gunung Tangkuban Perahu, di antaranya berada di Desa Cicadas, Kecamatan Sagala Herang dan Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang; serta Desa Cikole, Kecamatan Lembang, KBB.

Warga di tiga desa itu, kata Bah Abas, mayoritas adalah pedagang di kawasan objek wisata Lembang, termasuk di kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu.

Dia membenarkan bahwa ada warga setempat yang jadi korban erupsi Gunung Tangkuban Parahu. Korban terluka dan mengalami sesak napas diduga terkena abu vulkanik saat berjualan di kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu.

"Ya, yang jadi korban itu rata-rata pedagang yang sedang berada di lokasi gunung. Memang rata-rata korban warga setempat," ujar pria yang juga pemilik warung di kaki Gunung Tangkuban Parahu itu.

Bah Abas menyebut, selama 10 tahun terakhir, gunung yang dikenal lekat dengan legenda Dayang Sumbi dan Sangkuriang itu sudah dua kali mengalami erupsi.

"Saat itu, terjadi pada 2013 lalu dan sempat ditutup selama satu bulan, sekarang terjadi lagi. Dibanding 2013 lalu, letusan yang sekarang bisa dibilang cukup besar," kata Bah Abas yang mengaku sudah berjualan selama 10 tahun di kaki Gunung Tangkuban Parahu bersama sang istri.

Sementara itu, berdasarkan pantauan SINDOnews, lima stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pertamina yang berada dekat Gunung Tangkuban Parahu tetap beroperasi. SPBU ini berjarak sekitar 5-12 kilometer dari Gunung Tangkuban Parahu.

Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami dalam keterangan persnya, Sabtu (27/7/2019) sore menyatakan, pihaknya mewaspadai segala aktivitas gunung. Meski begitu, pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan normal sambil tetap memperhatikan kondisi situasi di lokasi.

"Pasokan SPBU berasal dari Terminal BBM Bandung Group yang berlokasi di Ujung Berung, Bandung. Layanan dan stok BBM berada dalam kondisi normal dan baik. Stok juga aman," katanya.

Sementara itu, Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi saat meninjau lokasi erupsi Gunung Tangkuban Perahu mengungkapkan, meskipun status Gunung Tangkuban Parahu dalam kondisi normal, pihaknya menginstruksikan agar gunung tersebut steril dari pengunjung selama beberapa hari ke depan.

"Kami merekomendasikan kawasan tersebut ditutup sementara hingga tiga hari ke depan. Untuk titik aman pun kita perlebar radiusnya, meskipun rekomendasi para ahli, status Gunung Tangkuban Perahu dinyatakan normal dengan radius 500 meter dari kawah," ujar Kapolda.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.0988 seconds (0.1#10.140)