Dinas Pertanian Subang Tanam Padi Gogo di Lahan Seluas 10 Ribu Hektare

Selasa, 23 Juli 2019 - 08:05 WIB
Dinas Pertanian Subang Tanam Padi Gogo di Lahan Seluas 10 Ribu Hektare
Lahan sawah. Foto/Istimewa
A A A
SUBANG - Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Jawa Barat berencana menanam padi gogo. Padi jenis ini dianggap bisa menjadi solusi untuk para petani di Subang yang memiliki areal pertanian di daerah rawan kekeringan saat musim kemarau tiba.

Dalam menerapkan terobosan ini, Dinas Pertanian Subang bekerja sama dengan Dirjen Ketahanan Pangan dan Kodim Subang. Saat ini uji coba penanaman padi gogo akan segera dilakukan di lahan seluas 10.000 hektare yang menjadi langganan kekeringan, termasuk di wilayah Pantura, Subang.

"Padi gogo adalah jenis padi yang bisa ditanam di lahan kering. Untuk itu padi gogo bisa menjadi alternatif bagi petani yang ingin menanam padi pada musim tanam di musim kemarau," ujar Kepala Dinas Pertanian Djaja Rohadmaja, Senin (22/7/2019).

Di daerah asalnya, padi jenis ini dikembangkan di daerah bercurah hujan rendah atau pada bagian teratas dari suatu daerah berlereng yang kurang mampu menampung air relatif lama. Meskipun siklus hidup padi gogo berumur sekitar empat bulan, padi jenis ini akan jadi solusi agar petani tidak gagal panen. Terlebih jika mereka harus memaksakan ingin menanam padi jika kemarau tiba.

"Jenis padi gogo ini tetap membutuhkan air, tapi tidak seperti jenis padi pada umumnya. Sehingga cocok ditanam saat akan memasuki musim kemarau," kata Djaja.

Selain sangat cocok ditanam pada lahan tadah hujan, padi gogo juga tahan terhadap penyakit, seperti penyakit tanaman dan hama wereng. Namun, menanam padi gogo hasilnya tidak akan sebanyak menanam padi jenis biasa yang banyak membutuhkan air.

"Jika dibandingkan dengan persentase risiko gagal panen saat musim kemarau, padi jenis ini masih menguntungkan. Karena masih bisa menanam padi meskipun tidak ada air," tuturnya.

Djaja juga meminta agar para petani mulai disiplin menggunakan air, terutama saat musim kemarau tiba. Sehingga, persediaan air tetap bisa diandalkan meskipun tidak melimpah seperti musim hujan. Padi jenis gogo juga tetap membutuhkan air. Jika dibiarkan tidak ada air, maka tetap padi akan mati. "Jadi (petani) jangan seenaknya memakai air, apalagi memasuki kemarau. Penting untuk mengambil pada pintu-pintu yang sudah ditentukan," katanya.

Sebelumnya, Djaja menyebut dari total luas sawah di Subang yang mencapai 58.447 hektare, 6.348 hektare di antaranya berpotensi mengalami kekeringan hingga gagal panen. "Saat ini, berdasarkan laporan yang sudah benar-benar terkena dampak kekeringan baru seluas 926 hektare," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1545 seconds (0.1#10.140)