Hilang Kontak 21 Tahun, TKI Turini Kembali ke Tanah Air

Senin, 22 Juli 2019 - 08:36 WIB
Hilang Kontak 21 Tahun, TKI Turini Kembali ke Tanah Air
Turini, TKI asal Cirebon saat bersiap pulang ke Tanah Air. Foto/Istimewa
A A A
MAJALENGKA - TKI asal Cirebon, Jawa Barat, Turini binti Mashari Tarsina, yang sempat hilang kontak dan overstay sejak 21 tahun lalu, hari ini Senin (22/7/2019) kembali ke Tanah Air. TKI tersebut pulang dari Arab pada Minggu (21/7/2019) dengan didampingi staf KBRI Muhammad al-Qarni.

Selain Turini, ada delapan orang lainnya yang juga mengalani hal serupa dengan Turini, yang pulang ke Tanah Air. "Dengan didampingi staf KBRI Muhammad al-Qarni, Turini dipulangkan ke Indonesia bersama dengan delapan WNI kurang beruntung yang sudah menyelesaikan proses exit permit (izin keluar) di Imigrasi Saudi. Mereka diberangkatkan dari RUHAMA (Rumah Harapan Mandiri) KBRI Riyadh," kata Duta Besar RI untuk Saudi Agus Maftuh Abegebriel dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Senin (22/7/2019).

Agus menjelaskan, hingga saat ini tercatat ratusan WNI yang menghadapi berbagai masalah di negara tersebut. Data itu berdasarkan jumlah WNI yang tinggal di RUHAMA KBRI Riyadh.

"RUHAMA adalah tempat menampung para WNI yang sedang menghadapi permasalahan ketenagakerjaan dan juga permasalahan hukum di Arab Saudi sebelum dipulangkan oleh KBRI ke Indonesia. Saat ini rumah singgah KBRI Riyadh dihuni 170 WNI yang menghadapi berbagai masalah di Saudi," jelas dia.

WNI yang tinggal di RUHAMA, lanjut Agus, sebagian besar karena adanya ketidaksesuaian visa yang mereka kantongi. Mereka, ungkap Agus, masuk ke Saudi dengan visa kunjungan yang sebenarnya tidak diperuntukkan demi kepentingan bekerja.

"Faktor inilah yang menyebabkan mereka tidak terdata di KBRI. Sehingga KBRI kesulitan untuk memberikan perlindungan dan monitor keberadaan mereka. Sering KBRI Riyadh mengetahui data mereka justru ketika para pekerja migran tersebut mengalami masalah," kata Agus.

Banjir WNI dengan dokumen nonprosedural ini, lanjut dia, merupakan pemandangan sehari-hari dan justru terjadi setelah adanya moratorium pengiriman TKI ke Saudi Arabia. Dia berharap ada extraordinary effort (Langkah luar biasa) untuk menertibkan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi. Meski demikian, dalam memberikan pelayanan, KBRI tidak pernah melakukan diskriminasi, tetap melayani semua WNI yang datang dengan visa apa pun.

Terkait dengan denda overstay para WNI yang belum dilunasi, KBRI Riyadh berusaha melakukan komunikasi dengan Kerajaan Arab Saudi untuk membebankannya kepada para majikan. Pada sisi lain, Saudi juga membantu lewat Kantor Dinas Sosial Pemerintah Saudi Arabia.

"KBRI Riyadh akan selalu konsisten menghadirkan Negara untuk membantu para WNI di Saudi dan akan selalu melakukan terobosan untuk memecahkan segala kebuntuan dalam diplomasi kemanusiaan ini," tegasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8427 seconds (0.1#10.140)