Unjani Gelar Workshop Bimbingan Teknis Kepala Laboratorium

Jum'at, 19 Juli 2019 - 20:29 WIB
Unjani Gelar Workshop Bimbingan Teknis Kepala Laboratorium
Guru Kimia SMK se-Jabar mengikuti workshop bimbingan teknis kepala laboratorium di FSI Unjani sebagai pengetahuan untuk mendapatkan sertifikat dari lembaga terakreditasi. Foto/Istimewa
A A A
CIMAHI - Jabatan kepala laboratorium sekolah bisa menjadi salah satu upaya untuk menambal kekurangan jam mengajar guru kimia di sekolah.

Karena itu guru kimia di SMK/SMA dituntut harus memiliki kemampuan dan sertifikat dari lembaga yang terakreditasi sebagai syarat menjadi kepala laboratorium sekolah.

"Menjadi kepala laboratorium, guru harus memiliki sertifikat dari lembaga terakreditasi. Kebetulan Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) Cimahi mau bekerja sama, sehingga kami fasilitasi para guru mata pelajaran kimia tingkat SMK se-Jabar untuk mengikuti workshop bimbingan teknis kepala laboratorium," kata Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia Jawa Barat Nevoyanti, Jumat (19/7/2019).

Dia mengemukakan, untuk memenuhi jam mengajar di sekolah, para guru kimia harus mempunyai tugas tambahan. Salah satunya dengan menjadi kepala laboratorium. Beban tugas tambahan itu dinilai dapat menutupi syarat kekurangan jam mengajar di sekolah.

Selama ini pelajaran kimia hanya diajarkan di kelas X. Sehingga, para guru SMK mapel kimia hanya mendapat porsi 12 sampai 16 jam mengajar setiap minggu.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan tersebut menjadi kendala bagi para guru SMK mata pelajaran (mapel) kimia, dimana guru harus mengajar selama 24 jam dalam seminggu.

Nevoyanti berharap, workshop yang diikuti oleh 100 guru kimia di Gedung Fakultas Sains dan Informatika (FSI) Unjani pada Kamis (18/7/2019) itu, bisa terus berlanjut.

Seperti diisi dengan kegiatan-kegiatan lain. Seperti, praktik kimia terapan yang merupakan program dari Kemendikbud dengan metode teaching factory. "Itu akan menjadi bekal penting saat guru-guru diberi tugas sebagai kepala laboratorium," ujar dia.

Dekan Fakultas Sains dan Informatika Unjani Hernandi Sujono mengungkapkan, pelaksanaan workshop bagian dari sinergitas antara FSI Unjani dengan SMK. Khususnya SMK yang mempunyai jurusan kimia dalam memperkenalkan cara pengelolaan laboratorium yang baik dan benar.

Pihaknya juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, serta cara guru kimia mengajar agar disenangi siswa.

"Pengelolaan laboratorium ada aturannya dan harus dipatuhi oleh pemangku kepentingan di SMK, itu kami sampaikan dalam workshop. Guru juga harus bisa mengajarkan Kimia secara menyenangkan agar paradigma pelajaran kimia sulit bisa hilang. Dampaknya jurusan kimia di SMK akan diminati," tuturnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3517 seconds (0.1#10.140)