JNE Dorong UMKM Bandung Tembus Pasar Internasional

Jum'at, 19 Juli 2019 - 16:00 WIB
JNE Dorong UMKM Bandung Tembus Pasar Internasional
Co-Founder NIION Adit Yara tengah berbagi cerita dan pengalaman merintis usaha dan menembus pasar internasional di bidang industri kreatif dalam JNE Kopiwiriting. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Perusahaan ekspedisi JNE mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya di Bandung, mampu menembus pasar internasional.

Dorongan tersebut disampaikan Deputy GM JNE Hasmeliyani Suseno dalam kegiatan Kopiwriting yang digelar JNE di kawasan Jalan Ganesha, Kota Bandung, Kamis 18 Juli 2019. Menurut dia, lewat produk-produk yang dihasilkannya, UMKM Bandung sangat berpotensi menembus pasar internasional.

Hasmeliyani menuturkan, Bandung dikenal sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak pelaku UMKM bidang industri kreatif dengan produk yang dihasilkan, seperti produk fesyen, kecantikan, kerajinan tangan, hingga aneka makanan dan minuman.

"Semua produk tersebut diminati tak hanya di pasar nasional, tetapi juga dalam lingkup pasar global," ungkap Hasmeliyani dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (19/7/2019).

Sebagai bentuk dukungan, lanjut Hasmeliyani, JNE terus berinovasi dalam mengembangkan layanan pengiriman paket. Pengembangan tersebut sejalan dengan pertumbuhan positif ekonomi digital yang menuntut inovasi dan strategi sebuah instansi atau perusahaan dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

"Pengembangan di berbagai sektor kami lakukan, agar kebutuhan pengiriman dapat terpenuhi di setiap proses dalam aktivitas pengiriman paket," katanya.

Salah satu kontribusi JNE dalam mendukung pengembangan UMKM yakni menerapkan sistem digitalisasi dalam berbagai produk layanan maupun fasilitas yang dapat dimanfaatkan pelanggan JNE dan pelaku UMKM.

Salah satunya, yakni fasilitas digital payment yang cashless untuk memudahkan pelanggan ketika bertransaksi untuk pengiriman paket yang dalam waktu dekat akan di-launching. Inovasi tersebut juga ditujukan untuk memudahkan pelaku UMKM mengembangkan usaha, termasuk menembus pasar internasional.

Tidak hanya itu, para pelaku industri kreatif (kreator) di Bandung dan sekitarnya kini dapat lebih fokus dalam mengembangkan produknya tanpa khawatir dengan proses penyimpanan maupun distribusi produk mereka kepada konsumennya. "Sebab, JNE Bandung kini menyediakan e-fulfillment logistic dan ke depannya akan dikembangkan juga di kota-kota lainnya," katanya.

Hasmeliyani mengatakan, dukungan JNE terhadap pengembangan UMKM tak lepas dari besarnya peran UMKM sebagai penggerak roda perekonomian nasional. Berdasarkan data Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo), kata Hasmeliyani, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diprediksi akan terus tumbuh hingga 5 persen di tahun 2019.

"Tahun lalu, kontribusi UMKM terhadap (PDB) mencapai sekitar 60,34 persen. Diperkirakan untuk tahun ini bisa mencapai angka 65 persen atau sekitar Rp2.394,5 triliun," tandasnya.

Branch Manager JNE Bandung Iyus Rustandi menambahkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perkembangan UMKM di Bandung meningkat pesat. Pihaknya pun meyakinkan, hampir seluruh produk yang dikirim JNE Bandung merupakan produk lokal. "Ratusan ribu kiriman per hari menggambarkan bahwa Bandung merupakan tempat ekonomi kreatif yang sangat potensial," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat yang turut hadir di kegiatan yang juga diikuti para pelaku bisnis dan UMKM tersebut mengakui, kegiatan seperti JNE Kopiwriting sangat penting untuk pengembangan UMKM.

Selain menjadi ajang pertemuan pelaku bisnis, yakni produsen dan konsumennya, ajang ini pun dapat membuka peluang sekaligus menjaring produk unggulan yang berpotensi untuk dipromosikan ke pasar internasional. "Deskranada juga akan ikut pameran ke Moskow, Rusia membawa produk lokal Jawa Barat pada Agustus 2019 mendatang," ujarnya.

Dia mengakui, tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Jabar selama ini, yakni permodalan, sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan pemasaran. Oleh karena itu, pihaknya juga terus melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para pelaku UMKM.

"Selain itu, kami pun kerap menggelar pameran untuk mempromosikan produk dan mempertemukan penjual dengan pembeli agar dapat mengetahui minat pasar," katanya.

Hal senada disampaikan Co-Founder NIION Adit Yara yang berbagi cerita dan pengalaman dalam merintis usaha di bidang industri kreatif. Tas lipat asal Bandung ini berhasil mencuri minat anak muda Indonesia, bahkan mancanegara.

Menurutnya, kunci untuk tembus ke pasar internasional adalah dengan konsisten dalam berbisnis dan mempunyai produk dengan nilai lebih dibandingkan produk yang sudah ada di pasaran. "Strategi dalam mengembangkan UMKM untuk tembus ke pasar internasional adalah mengembangkan tim yang solid, investasi, dan produk yang memiliki nilai lebih. Produk yang hanya copy paste sebaiknya dihindari karena brand yang dikeluarkan harus memiliki added value," jelas Adit.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7511 seconds (0.1#10.140)