Si Perut Laper Diproyeksikan Bersaing di Tingkat Internasional

Jum'at, 19 Juli 2019 - 13:04 WIB
Si Perut Laper Diproyeksikan Bersaing di Tingkat Internasional
Sekda Jabar Iwa Karniwa menerima penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019, Kamis 18 Juli 2019 malam. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Inovasi Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan (Si Perut Laper) yang dikembangkan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jawa Barat diproyeksikan bersaing dalam kompetisi inovasi tingkat internasional.

Hal itu menyusul kesuksesan Si Perut Laper berkompetisi dalam Inovasi Pelayanan Publik 2019 yang digelar Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (PAN RB) dan sukses meraih penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019.

Penghargaan tersebut diterima langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa di Hotel Gumaya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis 18 Juli 2019 malam. Dalam kesempatan itu, Iwa mengatakan, inovasi Si Perut Laper sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui persis lahan perkebunan.

"Sekaligus sebagai informasi bagi investasi di Jawa Barat untuk sektor perkebunan, sehingga memudahkan para investor dan masyarakat untuk mengembangkan investasi di sektor tersebut," ujar Iwa.

Iwa berharap, di masa mendatang, Si Perut Laper mampu menembus 45 inovasi terbaik. Sehingga, inovasi tersebut dapat bersaing dalam kompetisi internasional United Nation Public Service Award (UNPSA) 2019.

"Oleh karena itu, kita tidak boleh berpangku tangan. Maka diperlukan persiapan-persiapan, khususnya di Dinas Perkebunan, agar Si Perut Laper ini masuk 45 terbaik agar dapat diikutsertakan pada lomba inovasi tingkat dunia," katanya.

Demi kemajuan Jabar, Iwa pun mendorong pemerintah kabupaten/kota dan dinas-dinas melalui Asisten Administrasi dan Biro Organisasi Setda Provinsi Jabar untuk memberikan arahan dan motivasi terkait pengembangan inovasi pelayanan publik.

Sementara itu, Menteri PAN RB Syafrudin mengatakan, saat ini, atmosfer pemerintahan di Indonesia sedang dipenuhi inovasi. Terbukti, tahun ini, sebanyak 3.156 inovasi terdaftar melalui Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik).

Hal ini membuat tim independen dan tim evaluasi Kemen PAN RB bekerja keras mencari yang terbaik. Dari 3.156 proposal inovasi yang diajukan secara daring itu, tim menyaring melalui tahap seleksi administrasi serta penilaian proposal dan dokumentasi inovasi.

Para inovator kemudian harus melewati tahapan presentasi dan wawancara di hadapan tim panel independen. Dari sini, kemudian keluar 45 inovasi terbaik. Tahap itu disusul dengan observasi lapangan sebagai bukti dari inovasi yang dipresentasikan.

"Adanya inovasi membuat paradigma sudah bergeser, sehingga negara hadir untuk menjamin dan memudahkan masyarakat memperoleh hak-haknya melalui terobosan inovasi, kreasi, dan pelayanan yang semakin baik," tuturnya.

Menurut Syafrudin, melalui inovasi pemerintah daerah dapat menjawab tuntutan masyarakat, yakni pelayanan publik yang inovatif dan adaptif dengan memajukan kemajuan teknologi, namun tetap berkarakter kearifan lokal.

Untuk diketahui, berdasarkan Keputusan Menteri PAN RB Nomor 27 Tahun 2019, telah ditetapkan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019. Pada Top 99 inovasi ini, sebanyak 19 inovasi di antaranya berasal dari 12 kementerian. Sementara 8 pemerintah provinsi menghadirkan 12 inovasi dan 18 pemerintah kota 21 inovasi.

Sedangkan inovasi terbanyak berasal dari 27 pemerintah kabupaten yang menciptakan 41 inovasi pelayanan publik. Kompetisi ini juga diikuti oleh lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ada lima inovasi yang dihadirkan dari empat lembaga serta satu inovasi dari BUMN.

Selain Provinsi Jabar, sejumlah kabupaten/kota di Jabar juga menerima penghargaan serupa, yakni Kabupaten Bandung dengan inovasi berupa Pendayagunaan Taman Pacanttels (Pangulinan Cacah Menak-Taman Edukasi Lalu Lintas Sabilulungan).

Kabupaten Bogor dengan inovasi Si Dalimu Daliya (Sistem Kendali Mutu dan Kendali Biaya). Kota Bogor dengan inovasi Sekolah Ibu, yakni percepatan peningkatan ketahanan keluarga melalui pendidikan non formal berjenjang bagi kaum ibu, dan Kota Cimahi dengan inovasi Gastrodiplomacy Cireundeu.

Sebelumnya diberitakan, Disbun Jabar melahirkan Si Perut Laper sebagai upaya untuk memudahkan petani dalam menentukan lahan garapannya. Program Si Perut Lapar ini akan memberikan layanan informasi secara detail sesuai dengan fakta di lapangan dan petani tinggal mengaksesnya lewat website milik Disbun Jabar.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0344 seconds (0.1#10.140)