Miris dan Ironis, SMK Swasta di KBB Ini hanya Dapat Satu Siswa

Kamis, 18 Juli 2019 - 20:10 WIB
Miris dan Ironis, SMK Swasta di KBB Ini hanya Dapat Satu Siswa
Suasana belajar mengajar di SMK Bhakti Nusantara Nasional (BNN), Kecamatan Cisarua, KBB, terpaksa digabungkan dalam satu kelas antara kelas XI dan XII, Kamis (18/7/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Ironis dan miris. Kata itu yang mungkin tepat menggambarkan kondisi yang terjadi di SMK Bhakti Nusantara Nasional (BNN).

Pasalnya sekolah yang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini hanya menerima seorang murid pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 ini.

Yang menyedihkannya lagi, satu-satunya siswa yang daftar itu kini sudah tidak mau masuk sekolah lagi. Mungkin dalam benaknya, sekolah adalah tempat yang ramai.

Tempat yang selain untuk belajar, juga menjadi sarana bagi siswa bersosialisasi satu dengan yang lain. Namun ketika tidak ada teman, siswa dipastikan akan merasa 'kesepian'.

"Jumlah siswa yang mendaftar terus menyusut. Tahun ajaran lalu ada tujuh siswa yang daftar, sedangkan tahun ini hanya satu orang," kata Wakil Yayasan Bhakti Nusantara Nasional (BNN) Sutasah kepada wartawan Kamis (18/7/2019).

Kondisi itu membuat sekolah kejuruan yang berada di Kampung Cibadak, RT 04/01, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, KBB ini membuka waktu pendaftaran hingga waktu yang tidak ditentukan.

Informasi yang didapat pihak sekolah menyebutkan, ada empat siswa yang akan daftar tapi hingga kini pun belum ada kepastian kapan mereka datang.

Namun harapan yang tidak sesuai ekspektasi tersebut praktis membuat pihak sekolah mengeluh. Padahal sekolah ini sudah berdiri sembilan tahun dan memiliki gedung bangunan tiga lantai.

Minimnya siswa yang mendaftar dikarenakan sekolah ini tidak mampu bersaing dengan SMK negeri yang jaraknya tidak berjauhan. Belum lagi lokasi sekolah yang jauh dari jalan raya juga menjadi faktor lain yang membuat siswa enggan mendaftar.

Disebutkan Sutasah, saat ini jumlah siswa SMK BNN hanya tersisa 11 orang yang berasal dari kelas XI dan XII karena siswa kelas X tidak ada. Agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, siswa kelas XI dan XII digabung dalam satu ruang kelas.

Kendati begitu pihak sekolah tetap bertekad untuk terus menambah siswa, berapapun yang daftar akan diterima di sekolah yang menyediakan tiga jurusan ini.

Yaitu Farmasi, Otomotif, dan Administrasi Perkantoran. "Guru di sini yang kebanyakan honorer tetap berkomitmen mengajar meskipun jumlah siswanya sedikit," kata dia.

Sementara itu salah seorang siswi kelas XI jurusan Farmasi, Imas Mirawati Dewi (15) mengaku, tidak mempermasalahkan meskipun teman-temannya di sekolah sedikit. Yang terpenting adalah dirinya bisa belajar dan mendapat ilmu sebagai bekal ketika lulus nanti.

"Semangat sekolah saya enggak keganggu meski teman di sekolah dikit. Pokoknya pelajaran yang diberikan guru saya harus ngerti," ucap dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8223 seconds (0.1#10.140)