Guru di Purwakarta Ubah Sampah Plastik Jadi BBM Beroktan Tinggi

Kamis, 18 Juli 2019 - 16:09 WIB
Guru di Purwakarta Ubah Sampah Plastik Jadi BBM Beroktan Tinggi
Sebuah alat penyulingan sampah plastik tercipta berkat kegelisahan seorang guru SDN Karoya 1 Tegalwaru. Dengan alat ini, sampah plastik diubah menjadi BBM beroktan tinggi. Foto/Istimewa
A A A
PURWAKARTA - Persoalan seputar sampah kerap terjadi di berbagai daerah. Bahkan, tumpukan sampah pernah menelan korban jiwa, seperti yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, beberapa tahun lalu.

Kegelisahan sampah akan menjadi musibah pun muncul dalam diri seorang guru SDN Karoya I Tegalwaru, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dengan motivasi kuat untuk ikut menyelesaikan persoalan sampah, guru yang bernama Ahmad Sudarna (40) ini pun mencoba membuat terobosan baru dengan menciptakan mesin penyulingan plastik. Melalui alat ini, sampah plastik disulap menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif.

"Awalnya saya mengalami bingung melihat tumpukan sampah plastik di areal sawah. Pada waktu itu sempat bertanya, mau diapakan sampah-sampah itu? Ya akhirnya saya coba buat alat tepat guna, berupa alat penyulingan sampah plastik menjadi BBM alternatif," ujar Ahmad ketika ditemui di Kantor PGRI Tegalwaru, Purwakarta, Kamis (18/7/2019).

Alat yang dibuatnya itu cukup sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana, seperti kaleng dan pipa besi, ditambah bahan pendukung lain semisal kayu bakar dan tungku. Melalui alat tersebut, proses pengelolaan sampah plastik menjadi BBM ini disebut pyrolysis.

Selama dua tahun, dirinya terus mengembangkan alat tepat guna tersebut, yaitu sejak 2012 dan disempurnakannya pada 2014. Secara teknis alat yang dia buat adalah hasil kondensasi gas dari sampah plastik sehingga menjadi fase cair. Hasil kondensasi inilah yang bisa digunakan sebagai BBM yang setara dengan bensin dan solar. BBM dari pemakaian sampah ini keluar dari pipa yang sudah tersambung dengan kaleng yang dipanaskan.

Perbandingannya, untuk 1 kg plastik bekas botol minuman bisa menghasilkan 1 liter. Sedangkan sampah plastik berbentuk kantong menghasilkan 0,78 liter untuk 1 kilogramnya. "Ya, caranya cukup sederhana. Kita daur ulang sampah plastik dengan alat pembakar itu. Sampah plastik tersebut dimasukkan ke dalam kaleng dan dipanaskan, yang hasilnya berbentuk cair," katanya.

Bahkan, hasil cairan tersebut memiliki oktan. Setelah pihak Institut Teknologi Bandung mengecek kadar oktan dari penyulingan tersebut, diketahui nilai oktannya sebesar 85.

Sementara, untuk hasil penyulingan Ahmad mengaku sudah ada beberapa pihak pengepul BBM. Bahkan, untuk kebutuhan bahan bakar kendaraannya dia sudah menggunakan bahan bakar hasil ciptaannya sendiri.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8634 seconds (0.1#10.140)