Menpar Datang, Warga Lembang Demo Kerusakan Hutan di Cikole

Jum'at, 24 Agustus 2018 - 18:40 WIB
Menpar Datang, Warga Lembang Demo Kerusakan Hutan di Cikole
Massa Forbat saat berunjuk rasa di depan pintu gerbang masuk objek wisata Orchid Forest, Cikole, Lembang, ketika Menpar Arief Yahya berkunjung, Jumat (24/8/2018). Foto/SINDONews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Warga lembang yang tergabung dalam Forum Peduli Bandung Utara (Forbat) melakukan aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang masuk objek wisata Orchid Florest di Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (24/8/2018).

Aksi tersebut mereka lakukan di sela-sela kunjungan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya ke Orchid Florest untuk melakukan penandatanganan prasasti antara pihak pengelola objek wisata tersebut dengan pihak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam program Wonderful Indonesia.

Dalam aksinya, massa yang berdemonstrasi berdiri di gerbang masuk Orchid Forest membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan agar pemerintah melindungi kawasan hutan yang kini dikelola oleh Perum Perhutani.

Ada juga tulisan yang meminta pemerintah menegakkan Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 2/2016 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara (KBU) dan spanduk tuntutan lainnya.

"Kami ingin pemerintah dari Kementeriaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pariwisata bertanggung jawab atas kerusakan hutan di Lembang akibat maraknya pembukaan tempat wisata," kata Ketua Forbat Suherman kepada wartawan, Jumat (24/8/2018).

Suherman mengemukakan, Forbat tidak melarang atau berniat mengganggu semua jenis kegiatan wisata di kawasan Perhutani, khususnya di hutan lindung. Tetapi, kawasan itu tetap harus dijaga sesuai fungsinya.

Namun faktanya, ujar dia, banyak terjadi kerusakan lingkungan hutan khususnya di kawasan Cikole. Seperti banyak pohon tumbang yang disebabkan oleh penyadapan getah pinus melebihi batas dan juga berkurangnya resapan air.

"Dampaknya sekarang air ke warga Lembang mulai susah akibat berkurangnya fungsi resapan air yang disebabkan pemadatan tanah oleh kegiatan wisata. Belum lagi udara di Lembang kini mulai panas," ujar dia.

Suherman menuturkan, meminta kepada pemerintah dan Perhutani agar secepatnya melaksanakan rehabilitasi hutan mulai gundul.

Selain itu, dia juga menuntut pemerintah mesti memiliki kepedulian kepada lingkungan bukan sekadar mencari keuntungan. "Jangan sampai hutan gundul karena hanya mencari profit saja," tandas Suherman.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3413 seconds (0.1#10.140)