Atalia Kamil Imbau Korban Bullying Berani Melapor

Rabu, 17 Juli 2019 - 20:49 WIB
Atalia Kamil Imbau Korban Bullying Berani Melapor
Istri Gubernur Jabar Atalia Praratya Kamil mengajak korban bullying untuk tidak takut melapor. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Istri Gubernur Jawa Barat yang juga Bunda Literasi Jabar, Atalia Praratya Kamil mengajak korban perundungan atau bullying tidak takut melaporkan tindakan bullying yang diterimanya.

Menurut Atalia, anak-anak Indonesia belum terbebas dari tindak kekerasan, termasuk perilaku mengejek dan mengolok-olok terhadap teman yang masuk dalam ranah bullying.

"Kasus (bullying) ini harus menjadi perhatian kita semua karena kasus ini bisa menimbulkan efek yang luar biasa, ada yang sampai depresi hingga bunuh diri," ungkap Atalia seusai menghadiri kegiatan Be Positive Fest Vol. 1 "Stop Bullying" di SMAN 8 Bandung, Rabu (17/7/2019).

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 sebanyak 161 kasus dengan rincian anak korban tawuran 23 kasus, anak pelaku tawuran 31 kasus, anak korban kekerasan dan bullying 36 kasus, anak pelaku kekerasan dan bullying 41 kasus, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus.

"Ini menjadi perhatian kita semua agar anak-anak Indonesia tidak hanya sehat fisik, tapi juga batin. Sehat batin ini bisa juga dengan menghindarkan mereka dari perasaan tertekan, terancam, dan tidak nyaman," ujar dia.

Melihat fenomena tersebut, Atalia menekankan, sekolah harus menjadi tempat aman dan nyaman bagi peserta didik. Selain itu, dia pun mengajak peserta didik memahami bullying dan segera melapor kepada pihak sekolah dan orang tua maupun pihak lain jika merasa mendapatkan perlakuan bullying.

"Data dari KPAI saja sudah 161 kasus, itu yang melapor, bayangkan mereka yang tidak melapor. Atau mungkin mereka tidak tahu kalau yang dialaminya adalah bullying," ucap Atalia.

"Ketika mereka melaporkan, banyak sekali yang bisa dilakukan, apakah pembinaan atau melakukan trauma healing bagi para korban," katanya.

Di tempat yang sama, Kapolrestabes Kota Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, kasus bullying di sekolah sudah sangat meresahkan, terutama di tingkat SMA.

Irman memaparkan, 160.000 murid per hari membolos sekolah untuk menghindari bullying, 80 persen murid kelas 4 sampai 11 menjadi korban bullying di sekolah, dan 10 persen murid pindah sekolah untuk menghindari bullying.

"Data ini tentu meresahkan. Banyak anak dan remaja yang masih mencari jati diri dengan mem-bully teman seusianya atau juniornya, sehingga suasana sekolah menjadi tidak nyaman untuk teman-temannya ataupun pelaku sendiri," jelasnya.

Dia menambahkan, kini banyak pula kenakalan remaja yang diawali perilaku bullying, beberapa di antaranya berurusan dengan masalah hukum dan menjadi tindak pidana.

"Kalau secara hukum kami sudah ada pasal-pasal hukum yang mengatur terkait dengan perbuatan seperti kekerasan fisik atau hal-hal lain," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2155 seconds (0.1#10.140)