Kesulitan Air Bersih, Warga Minta Pemda KBB Turun Tangan

Selasa, 09 Juli 2019 - 23:26 WIB
Kesulitan Air Bersih, Warga Minta Pemda KBB Turun Tangan
Warga Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, KBB, mengantre untuk mendapatkan air bersih dari sumur bor warga, karena air ledeng sudah tidak mengalir ke rumah mereka. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Puluhan kepala keluarga (KK) warga Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kesulitan air bersih.

Krisis air bersih terjadi lebih dari satu bulan sejak musim kemarau melanda wilayah KBB dan sekitarnya, sehingga warga berharap ada bantuan dari pemerintah.

"Kondisi gini sudah lebih dari sebulan. Warga sulit dapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari," kata salah seorang warga, Iis (52) kepada SINDOnews, ketika tengah mengantre air di Jalan H Gopur Gadobangkong, Ngamprah, Selasa (9/7/2019).

Dia mengaku, untuk mendapatkan kebutuhan air bersih hanya mengandalkan belas kasihan warga yang memiliki sumur bor. Sementara kalau ingin mandi warga terpaksa antre membawa jeriken dan ember. Sedangkan pasokan air ledeng yang selama ini diandalkan untuk kehidupan keluarganya sudah menurun drastis.

Untuk kebutuhan mandi dan memasak bagi tujuh anggota keluarganya, dia bersama warga lainnya lainnya setiap hari terpaksa berjalan mengangkut air sejauh 500 meter.

Air ledeng yang mengocor ke rumahnya sudah sebulan terakhir terus berkurang, sedangkan setiap bulan dia harua membayar tagihan air ledeng sekitar Rp120.000 meskipun pasokan air minum.

"Air ledengnya ga ada, kalau ngocor malam hari. Tapi meski airnya berkurang bayar bulanannya tetep aja segitu," keluhnya.

Warga lainnya, Yudi (26) menambahkan, meski telah sebulan kesulitan air warga belum pernah mendapat bantuan pasokan air bersih dari pemerintah daerah.

Padahal kondisi ini sudah dilaporkannya kepada aparat pemerintahan setempat dan berharap segera ada bantuan air bersih untuk kebutuhan warga. Sedangkan air ledeng sudah tidak bisa diandalkan karena alasannya sumber dari mata airnya berkurang.

"Jangankan untuk kebutuhan mandi dan mencuci pakaian, air untuk berwudhu saja kadang saya harus ngangkut dulu minta ke warga yang sumur bornya masih keluar air," kata dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5244 seconds (0.1#10.140)