Keberadaan Geopark Diharapkan Kurangi Angka Kemiskinan

BANDUNG - Keberadaan geopark diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan di wilayah tersebut, dengan memaksimalkan potensi ekonomi dan sumber daya manusia setempat.

"Keberadaan geopark di Indonesia harus mampu memaksimalkan potensi. Salah satunya adalah mampu menekan angka kemiskinan warga lokal," ujar Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin, Senin (8/7/2019).

Menurut dia, ke depan pengembangan geopark menjadi alternatif pengembangan yang seksi. Karena, saat ini pengembangan kawasan menjadi sebuah konsep yang komprehensif dimiliki oleh geopark. Geopark tidak hanya berfokus pada pengelolaan warisan geologi namun juga memadukan dua faktor lainnya yaitu warisan budaya dan keanekaragaman hayati.

Kemudian, geopark juga mampu menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan. Karena, pengembangan geopark sudah mencakup pemenuhan sembilan target dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals).

Safri menjelaskan, jika suatu wilayah telah masuk geopark, yang akan dilakukan adalah penataan. Dimulai dari akses, informasinya, guidenya, sehingga orang akan merasa nyaman dengan fasilitasnya.

Sebagai contoh, lanjut Safri, Taman Bumi Geopark Gunung Sewu. Pengunjung dan penghasilan mengalami peningkatan dalam empat sampai lima tahun semenjak mendapatkan predikat UNESCO Global Geopark.

"Di Gunung Sewu itu kenaikannya sudah 400% kali lipat dari pertamanya. Penghasilannya dari Rp85 miliar sampai Rp1 triliun lebih. Ini artinya bahwa kenaikan itu sampai 100.000 lebih dari 400-500%, per tahun," jelasnya.

Diketahui, Kawasan Ciletuh di Sukabumi kini telah ditetapkan sebagai geopark. Kendati akses menuju Geopark Ciletuh masih sulit, penerapan itu diharapkan dapat mendongkrak wisatawan berkunjung. Tingginya kunjungan ke Geopark Ciletuh diharapkan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.