Banyak Irigasi Rusak di Jabar, Emil Janji Cari Solusi

Jum'at, 05 Juli 2019 - 21:43 WIB
Banyak Irigasi Rusak di Jabar, Emil Janji Cari Solusi
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berjanji segera mencari solusi untuk memperbaiki hampir separuh jaringan irigasi yang rusak di Jabar.

Diketahui, dari total 103 daerah irigasi (DI) seluas 100.000 hektare di Jabar, sekitar 47 persennya mengalami kerusakan, mulai rusak ringan, sedang, hingga berat. Namun, perbaikan terkendala karena ketiadaan anggaran. "Kami carikan solusi memperbaiki irigasi yang rusak," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (5/7/2019).

Namun, Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengatakan, jaringan irigasi di Jabar tidak melulu dikelola oleh Pemprov Jabar, namun juga pemerintah kabupaten/kota hingga desa. "Biasanya di anggaran desa sudah ada, kedua di dana kota kabupaten, ketiga dari provinsi," sebut Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, pihaknya juga sudah menginstruksikan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar untuk mengatur debit air waduk untuk menyiasati menyusutnya air waduk akibat kemarau. "Jadi, aliran tetap ada, tetapi dengan volume yang dihemat dan dikurangi," ujarnya.

Untuk daerah yang benar-benar mengalami kekeringan parah, kata Emil, salah satu solusinya yakni melakukan rekayasa cuaca. Meski begitu, upaya tersebut efektivitasnya harus dikaji mengingat biaya yang harus dikeluarkan cukup besar. "Tapi, bukan tidak mungkin itu jadi solusi untuk daerah daerah yang konsisi (kemataunya) ekstrem," katanya.

Lebih jauh Emil mengatakan, dampak kemarau bukan hanya menyusutnya air di waduk dan irigasi hingga lahan pertanian dan sawah kekeringan, namun juga mengganggu suplai air bersih. "Untuk yang sifatnya air bersi, kita mengimbau agar masyarakat menghemat air," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang diserahkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten/kota di Jabar untuk menyediakan layanan ekstra kepada masyarakat.

"Di antaranya menjual air yang harganya terjangkau lewat jemput bola. Jadi, mendatangi daerah-daerah atau titik-titik warga yang membutuhkan air bersih," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Hampir separuh atau sekitar 47 persen jaringan irigasi di Provinsi Jawa Barat mengalami kerusakan, mulai rusak ringan, sedang, hingga berat. Kondisi tersebut mengakibatkan pasokan air untuk lahan pertanian, khususnya sawah terhambat.

Terhambatnya air irigasi ke areal persawahan semakin parah menyusul pasokan air yang kian menipis seiring masuknya musim kemarau yang kini sudah terjadi di seluruh wilayah Jabar. Kondisi tersebut dikhawatirkan menggangu produksi padi akibat gagal panen.

"Banyak jaringan irigasi rusak, jadi airnya gak sampe ke sawah-sawah. Jadi bertambah area luas (sawah) kekeringan," ungkap Kepala PSDA Jabar Linda Al Amin di Kantor PSDA Jabar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (4/7/2019).
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0863 seconds (0.1#10.140)