Si Perut Lapar, Inovasi Sistem Informasi Lahan Garapan Disbun Jabar

Jum'at, 05 Juli 2019 - 21:36 WIB
Si Perut Lapar, Inovasi Sistem Informasi Lahan Garapan Disbun Jabar
Kepala Disbun Jabar Dody Firman Nugraha. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Barat meluncurkan Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan (Si Perut Lapar) sebagai upaya untuk memudahkan petani dalam menentukan lahan garapannya.

Program Si Perut Lapar ini akan memberikan layanan informasi secara detail sesuai dengan fakta di lapangan dan petani tinggal mengaksesnya lewat website milik Disbun Jabar.

Kepala Disbun Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan, program tersebut kini tengah diikutsertakan dalam gelaran program inovatif daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB)

"Kami diberi kepercayaan oleh Gubernur untuk ikut serta dalam nominasi inovasi Menpan RB, kami dinas satu-satunya yang ikut di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat," ungkap Dody di Kantor Disbun Jabar, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Jumat (5/7/2019).

Dodi juga mengatakan, Si Perut Lapar juga sudah masuk dalam 99 nominasi inovasi terbaik di seluruh Indonesia dari 1.200 inovasi yang ikut dalam kompetisi tersebut.

"Masuk dalam nominasi 99 terbaik, sudah bisa mendapatkan penghargaan dari Menpan RB. Penghargaannya segera kami terima pekan depan di Malang," katanya.

Bukan hanya itu, lanjut Dody, jika Si Perut Lapar ditetapkan sebagai inovasi terbaik di Indonesia, maka akan mendapatkan anggaran khusus yang cukup besar dari Menpan RB.

"Ada penghargaan berupa anggaran dari APBN cukup besar, yang peruntukannya untuk menjalankan seluruh program dinas yang sudah direncanakan," katanya.

Lebih jauh Dody mengatakan, pihaknya merancang sistem tersebut sebaiknya mungkin demi kemajuan sektor perkebunan di Jabar. Melalui Si Perut Lapar, para petani dapat memperoleh seluruh informasi terkait peta lahan perkebunan, mulai dari kondisi geografis lahan, komoditas, infrastruktur, bahkan hingga informasi terkait pontesi lahan perkebunan tersebut.

"Kami informasikan sampai pasokan air dan perhitungan akomodasi operasional di lahan itu. Kami juga informasikan lahan yang memang tidak memungkinkan untuk dijadikan lahan perkebunan," paparnya.

Meski begitu, untuk tahap awal, pihaknya baru menyediakan informasi terkait informasi lahan garapan untuk enam komoditas, di antaranya kopi, tembakau, karet, teh, kakao, dan cengkeh. Namun, Dody menargetkan, ke depan seluruh komoditas akan masuk dalam sistem informasi tersebut.

Dody menambahkan, sistem informasi ini baru bisa diakses lewat website Disbun Jabar dan ke depan website ini akan mandiri, terpisah dari website Disbun Jabar.

"Kami berharap, program ini bisa bener-benar menjadi unggulan dari Pemerintah Provinsi Jabar ketika program ini hanya ada satu-satunya di Indonesia dan bisa menjadi percontohan di Indonesia," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8530 seconds (0.1#10.140)