Jumlah Desa Mandiri di Jabar Naik Dua Kali Lipat Dalam Setahun

Rabu, 03 Juli 2019 - 21:30 WIB
Jumlah Desa Mandiri di Jabar Naik Dua Kali Lipat Dalam Setahun
Gedung Sate, kantor Gubernur Jabar dan Setda Pemprov Jabar, Jalan Diponegoro. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Jumlah desa mandiri di Provinsi Jawa Barat dipastikan naik dua kali lipat lebih dari sebelumnya 37 menjadi 79 desa. Kenaikan signifikan jumlah desa mandiri tersebut diklaim sebagai imbas suksesnya program-program pembangunan desa di Jabar.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jabar Dedi Supandi mengatakan, kenaikan jumlah desa mandiri karena berbagai program pembangunan desa yang digagas Pemprov Jabar dan pihak lainnya berjalan efisien, meski baru berjalan sekitar setahun.

"Ternyata berbagai kebijakan dan program pembangunan desa di bawah Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini cocok dengan indikator desa mandiri, sehingga hasil survei awal yang segera dirilis ini menunjukkan bahwa tahun ini, desa mandiri di Jabar jumlahnya naik jadi 79 desa, padahal targetnya hanya 63 desa," kata Dedi di Bandung, Rabu (3/7/2019).

Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jabar 2018-2023, lanjut Dedi, tertulis bahwa indikator kerja Gubernur Jabar salah satunya harus menaikkan indeks desa membangun yang di dalamnya terdapat indikator desa mandiri.

Indikator desa mandiri tersebut setiap tahunnya ditargetkan terus meningkat dari jumlah total desa di Jabar yang mencapai 5.132 desa. Awalnya, pada 2018, terdapat 37 desa mandiri di Jabar dan pada 2019 ditargetkan menjadi 63 desa. Namun, kenyataannya, jumlah desa mandiri naik menjadi 79 desa.

Kemudian, pada 2020 mendatang, jumlah desa mandiri di Jabar diproyeksikan menjadi 89 desa, pada 2021 ditargetkan menjadi 115 desa, pada 2022 menjadi 141 desa, dan 2023 menjadi 167 desa mandiri.

Sementara target indeks desa membangun di Jabar pada 2019 ditargetkan menjadi 2,58 persen, pada 2020 menjadi 4,46 persen, pada 2021 menjadi 6,34 persen, pada 2022 menjadi 8,22 persen, sedangkan pada 2023 menjadi 10,11 persen.

"Beberapa program sudah dilakukan sesuai indikator yang ada, yakni program desa digital yang di dalamnya program wifi gratis, satu desa satu perusahaan atau one village one company, sampai program jembatan gantung masuk desa. Sebagian besar program sangat memenuhi indikator desa membangun tersebut," jelasnya.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, program-program tersebut sangat mengena dengan pembangunan desa di berbagai indikator, mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, ketahanan sosial, sampai kebencanaan.

Dedi mencontohkan, di sektor kesehatan, penanganan masalah stunting ditangani langsung sampai tingkat desa sesuai intervensi gubernur terhadap penanganan hal tersebut melalui dana desa.

Di sejumlah titik desa mandiri pun, katanya, sudah dilakukan program tanggap bencana sehingga terdapat jalur evakuasi bencana dan pengetahuan kebencanaan yang tinggi di masyarakat desa tersebut.

"Sekarang seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Jawa Barat, dari mulai dinas saya sendiri sampai dinas lainnya, lebih konsen membangun desa. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jabar contohnya, fokus melakukan program Jabar Caang ke semua pelosok, Dinas Kesehatan fokus tangani stunting, sampai Badan Narkotika Nasional yang langsung terjun ke desa cegah penyalahgunaan narkoba di desa," papar Dedi.

Untuk meningkatkan aktivitas ekonomi desa, tambah Dedi, pihaknya menjalankan program satu desa satu perusahaan, penyebaran CEO Badan usaha Milik Desa (Bumdes), dan perbantuan pemasaran produk Bumdes.

"Dalam hal perkembangan ekonomi, kami targetkan program satu desa satu perusahaan. Saat ini masih 14,1 persen atau 746 desa yang belum mempunyai Bumdes," katanya.

Untuk mengurangi angka ini, Dedi mengatakan, pihaknya pun menggaet unsur lain dalam pentaheliks pembangunan, di antaranya menggaet sektor swasta, seperti PT Astra International yang sudah mempelopori pembangunan 100 desa sejahtera.

"100 desa sejahtera yang dipelopori Astra ini akan mendapat bimbingan pelatihan pembuatan produk, pemasaran, temu bisnis, sampai permodalan," katanya.

Pemerintah pun tidak akan segan memberikan modal kepada Bumdes yang dapat memperlihatkan kinerja baiknya dalam memajukan Bumdesnya sendiri dan menyejahterakan masyarakat desanya.

"Kami akan support juga 500 Bumdes tahun ini. Lebih penting bagi kami untuk membantu meningkatakan ekonomi bumdes dan membantu pemasaran, tidak hanya lokal di desa itu, tapi sampai provisi atau go internasional," katanya.

Intinya, kata Dedi, program yang dicanangkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk pembangunan desa terbilang berhasil dengan munculnya hasil survei indeks desa mandiri yang mencapai 79 desa. Artinya, tiga pilar pembangunan desa juara bisa mengena pada pembangunan desa.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.2895 seconds (0.1#10.140)